safinatun najah bab sholat
SafinatunNajah. 3. Sulam Taufiq. 4. Jalan Orang Bijak (Bidayatul Hidayah) Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Asma' Lihat bagaimana pentafsiran imam Asy-syafei dalam Kitab Al-Umm bab wuddlu bagian : "wudlu dari al mulamasah (sentuh-menyentuh) dan air besar (al ghaith)" apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
Berikutadalah fikih pengurusan jenazah dari Safinatun Naja. Daftar Isi tutup 1. [KITAB SHALAT] 1.1. [KITAB JENAZAH] 1.2. [Mengurus Jenazah] 2. [Kafan] 3. [Rukun Shalat Jenzah] 3.1. [Liang Kubur] 4. [Pembongkaran Mayat] 5. [Istianah, Meminta Tolong dalam Bersuci] 5.1. Kuburan yang Diberi Bangunan 5.2. Perhatikan Perkataan Ulama Madzhab Syafi'i 5.3.
TERJEMAHANKITAB SAFINATUN NAJAH DAN KASYIFATUS SAJA. Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq pada hamba-hambaNya dalam menjalani keutamaan pengabdian dan mencari kesempurnaan kebahagiaan. "Setiap urusan yang baik yang tidak diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahim maka akan terputus dari barokah".
SafinatunNajjah Kitab Safinah An-Najjah kitab fiqh madzah imam syafi'i . × Fiqh Bab Thaharah, Shalat, Zakat. by Muhammad saddam Khadafi. Makalah Agama Tata Cara Wudhu dan Shalat Subuh. by Ara Veronica. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. Tugasgalau.
MatanSafinatun Najah ini adalah sebuah kitab ringkas yang membahas dasar-dasar ilmu fikih madzhab Syafi'i. Kitab ini ditulis dengan bahasa yang sederhana. Ia disajikan dalam wujud kesimpulan-kesimpulan hukum fikih tanpa menyertakan dalil dan dasar pengambilan dalil dalam penetapan hukum. Kitab ini ditulis oleh Salim bin Sumair Al-Hadrami
Mag Je Flirten Als Je Een Relatie Hebt.
Apa saja waktu shalat dan waktu terlarang untuk shalat? Berikut keterangan lanjutan dari Safinah An-Naja. [KITAB SHALAT] [Pembagian Waktu Shalat] أَوْقَاتُ الصَّلاَةِ خَمْسَةٌ 1- أَوَّلُ وَقْتِ الظُّهْرِ زَوَالُ الشَّمْسِ. وَآخِرُهُ مَصِيْرُ ظِلِّ الشَّيْءِ مِثْلَهُ، غَيْرَ ظِلِّ الاسْتِوَاءِ. وَ2- أَوَّلُ وَقْتِ الْعَصْرِ إِذَا صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ وَزَادَ قَلِيْلاً. وَآخِرُهُ عِنْدَ غُرُبُ الشَّمْسِ. وَ3- أَوَّلُ وَقْتِ الْمَغْرِبِ غُرُوْبُ الشَّمْسِ. وَآخِرُهُ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الأَحْمَرِ. وَ4- أَوَّلُ وَقْتِ العِشَاءِ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الأَحْمَرِ. وَآخِرُهُ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ. وَ5- أَوَّلُ وَقْتِ الصُّبْحِ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ. وَأَخِرُهُ طُلُوْعُ الشَّمْسِ. Fasal Waktu-waktu shalat ada 5 yaitu [1] awal waktu Zhuhur adalah tergelincirnya matahari dan akhir waktunya adalah jika bayang-bayang sesuatu panjangnya sama dengan bendanya selain bayangan ketika istiwa’, [2] awal waktu Ashar adalah jika bayang-bayang sesuatu sama panjangnya dengan bendanya dan lebih sedikit, dan akhir waktunya adalah terbenamnya matahari, [3] awal waktu Maghrib adalah terbenamnya matahari dan akhir waktunya adalah hilangnya mega merah, [4] awal waktu Isya adalah hilangnya mega merah dan akhir waktunya adalah munculnya fajar shodiq, dan [5] awal waktu Shubuh adalah munculnya fajar shodiq dan akhir waktunya adalah terbitnya matahari. — Shalat lima waktu ada lima macam, dan setiap macam mempunyai waktu tersendiri. [1] awal waktu Zhuhur adalah tergelincirnya matahari dan akhir waktunya adalah jika bayang-bayang sesuatu panjangnya sama dengan bendanya selain bayangan ketika istiwa’. Zhuhur secara bahasa adalah maa ba’da az-zawaal, waktu setelah tergelincir matahari. Secara istilah, Zhuhur adalah nama shalat yang dikerjakan di waktu tersebut, yaitu shalat yang dikerjakan setelah tergelincirnya matahari. Makna zawal adalah tergelincirnya matahari ke barat dari atas langit. Istiwa’ adalah matahari berada di tengah langit. Waktu Zhuhur secara keseluruhan masuk dengan tergelincirnya matahari menuju arah barat, dan berakhir hingga bayangan sesuatu menyerupainya, selain bayangan yang ada ketika matahari istiwa’ yaitu berada di tengah langit. Waktu Zhuhur dibagi menjadi enam waktu Waktu fadhilah utama adalah pada awal waktu. dan 3. Waktu jawaz diperbolehkan shalat, yaitu hingga tersisa waktu yang cukup untuk melaksanakan shalat secara sempurna. Hal ini disebut pula waktu ikhtiyar pilihan, keduanya bergabung dalam waktu yang sama. Waktu haram yaitu waktu yang tersisa tidak cukup untuk mengerjakan shalat yang paling ringan dilakukan oleh dirinya sendiri. Waktu dhoruroh darurat yaitu akhir waktu, jika penghalang telah hilang haidh atau gila dan tersisa waktu hanya cukup untuk mengucapkan takbiratul ihram. Waktu uzur, yaitu waktu Ashar bagi orang yang ingin menjamak takhir. [2] awal waktu Ashar adalah jika bayang-bayang sesuatu sama panjangnya dengan bendanya dan lebih sedikit, dan akhir waktunya adalah terbenamnya matahari. Ashar secara bahasa berarti ad-dahru masa. Secara istilah, Ashar adalah shalat tertentu. Waktu Ashar secara keseluruhan masuk bila bayangan sesuatu menyerupainya dengan ditambah sedikit, dan keluar waktu Ashar dengan terbenamnya seluruh lingkaran matahari. Waktu Ashar dibagi menjadi tujuh waktu Waktu fadhilah utama adalah pada awal waktu. Waktu ikhtiyar pilihan yaitu hingga bayangan sesuatu menyerupai dua kalinya, selain bayangan yang ada di waktu istiwa’. Waktu jawaz diperbolehkan shalat dan tidak makruh bi laa karohah, yaitu hingga langit menguning al-ish-firor. Waktu jawaz dan makruh, yaitu hingga tersisa waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat tersebut dengan sempurna. Waktu haram yaitu waktu yang tersisa tidak cukup untuk mengerjakan shalat yang paling ringan dilakukan oleh dirinya sendiri. Waktu uzur yaitu waktu Zhuhur bagi orang yang ingin menjamak takdim. Waktu dhoruroh darurat yaitu akhir waktu jika penghalang shalat telah tiada dan tersisa waktu yang hanya cukup untuk mengucapkan takbiratul ihram. [3] awal waktu Maghrib adalah terbenamnya matahari dan akhir waktunya adalah hilangnya mega merah Maghrib secara bahasa berarti waktu terbenamnya matahari. Secara istilah, Maghrib adalah shalat tertentu yang dilakukan setelah terbenamnya seluruh lingkaran matahari. Syafaq adalah kemerahan. Al-ahmar di sini adalah penegasan dari maksud syafaq yaitu kemerahan. Waktu Maghrib secara keseluruhan adalah dengan terbenamnya seluruh lingkaran matahari, dan keluar waktunya dengan terbenamnya syafaq ahmar mega merah. Catatan Waktu maghrib itu ada awal dan akhir, tidak hanya satu waktu. Waktu Maghrib terbagi menjadi tujuh waktu yaitu 1, 2, dan 3. Waktu fadhilah utama adalah pada awal waktu, yaitu inilah waktu ikhtiyar pilihan dan jawaz yang tidak makruh. Waktu jawaz dan makruh. Waktu haram Waktu uzur, yaitu Maghrib ditunda untuk jamak takhir. Waktu dhoruroh darurat, penjelasannya seperti sebelumnya. [4] awal waktu Isya adalah hilangnya mega merah dan akhir waktunya adalah munculnya fajar shodiq Isya’ secara bahasa berarti nama dari awal waktu gelap. Secara istilah, Isya adalah shalat tertentu. Makna fajar shodiq fajar yang sesungguhnya adalah fajar yang sinarnya melebar horizontal dari arah timur yang merata dari selatan ke utara. Sedangkan fajar kadzib fajar bohong adalah fajar yang muncul sebelum fajar shodiq fajar yang sesungguhnya, sinarnya memanjang vertikal yang bagian atasnya lebih terang dari yang lainnya, dan biasanya gelap setelah itu. Waktu Isya’ secara keseluruhan masuk dengan terbenamnya syafaq ahmar mega merah dan berakhir dengan terbitnya fajar shodiq. Waktu Isya terbagi menjadi tujuh waktu, yaitu Waktu fadhilah utama adalah pada awal waktu. Waktu ikhtiyar pilihan yaitu hingga akhir sepertiga malam pertama. Waktu jawaz boleh dan tidak makruh yaitu hingga fajar kadzib. Waktu jawaz dan makruh yaitu hingga tersisa waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat tersebut dengan sempurna. Waktu haram. Waktu uzur yaitu waktu Magrib jika dilakukan jamak takdim. Waktu dhoruroh darurat Catatan Akhir waktu shalat Isya’ lebih baik hingga pertengahan malam saja, sekitar jam 11 agar selamat dari perselisihan para ulama dalam penentuan akhir waktu shalat Isya. dan [5] awal waktu Shubuh adalah munculnya fajar shodiq dan akhir waktunya adalah terbitnya matahari. Shubuh secara bahasa adalah awwalun nahaar awal siang. Secara istilah, Shubuh adalah shalat tertentu. Waktu Shubuh secara keseluruhan masuk dengan terbitnya fajar shodiq dan berakhir dengan terbitnya matahari. Waktu Shubuh terbagi menjadi enam waktu yaitu Waktu fadhilah utama adalah pada awal waktu. Waktu ikhtiyar pilihan yaitu hingga waktu isfaar di mana seseorang dapat membedakan sesuatu yang dekat dengannya. Isfaar dapat disebut sudah semakin terang. Waktu jawaz diperbolehkan shalat dan tidak makruh, yaitu dari awal waktu hingga terbitnya warna kemerahan. Sehingga ketiga waktu di atas masuk secara bersamaan dan keluar secara berurutan. Waktu jawaz dan makruh yaitu dari terbitnya warna kemerahan hingga tersisa waktu yang cukup untuk melaksanakan shalat dengan sempurna. Waktu haram. Waktu dhoruroh darurat. [Pembagian Mega] الأَشْفَاقُ ثَلاَثَةٌ 1- أَحْمَرُ . وَ2- أَصْفَرُ. وَ3- أَبْيَضُ. الأَحْمَرُ مَغْرِبٌ. والأَصْفَرُ وَالأَبْيَضْ عِشَاءٌ. وَيُنْدَبُ تَأْخِيْرُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ الأَصْفَر والأَبْيَضُ. Mega ada 3, yaitu mega merah, kuning, dan putih. Mega merah tanda Maghrib, sementara kuning dan putih tanda Isya. Disunnahkan mengakhirkan shalat Isya hingga hilangnya mega merah dan putih. [Waktu Larangan Shalat] تَحْرُمُ الصَّلاَةُ الَّتِيْ لَيْسَ لَهَا سَبَبُ مُتَقَدِّمٌ وَلاَ مُقَارِنٌ فِيْ خَمْسَةِ أَوْقَاتٍ 1- عِنْدَ طُلُوْعِ الشِّمْسِ حَتَّى تَرْتَفِعَ قَدْرَ رُمْحٍ. وَ2- عِنْدَ الاسْتِوَاءِ فِيْ غَيْرِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ حَتَّى تَزُوْلَ. وَ3- عِنْدَ الإِصْفِرَارِ حَتْى تَغْرُبَ. وَ4- بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ. وَ5- بَعْدَ صَلاَةِ الْعَصْرِ حَتْى تَغْرُبَ. Fasal Shalat yang diharamkan yang tidak memiliki sebab yang mendahuluinya atau menyertainya ada 5 waktu, yaitu [1] saat matahari terbit hingga meninggi sekitar ujung tombak, [2] saat waktu istiwa matahari di tengah-tengah selain hari Jum’at hingga bergeser, [3] saat kekuning-kuningan hingga matahari terbenam, [4] setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit, dan [5] setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam. Catatan Shalat dibagi tiga berdasarkan adanya sebab Shalat yang mempunyai sebab awal lahaa sababun muqaddimun, seperti shalat yang luput, shalat nadzar, shalat tahiyyatul masjid, shalat sunnah wudhu, shalat sunnah thawaf. Shalat muqarinun, yaitu yang mempunyai sebab bersamaan, seperti shalat kusuf gerhana dan shalat istisqa’. Shalat muta’akkhirun, yaitu shalat yang mempunyai sebab belakangan, seperti shalat istikharah dan shalat ihram. Shalat yang tidak mempunyai sebab awal dan sebab yang berbarengan yaitu shalat yang tidak punya sebab seperti shalat sunnah mutlak atau mempunyai sebab akhir yaitu shalat istikhoroh dan shalat ihram. Hal itu diharamkan dan tidak sah bila dilakukan pada lima waktu, tiga di antaranya berkaitan dengan waktu, itulah yang disebut di bagian awal, sedangkan dua lainnya berkaitan dengan perbuatan, itulah yang disebut di bagian terakhir. *Semua larangan itu hanya berlaku di luar tanah haram Makkah, sedangkan di Makkah tidak ada waktu yang dilarang secara mutlak. [1] saat matahari terbit hingga matahari setinggi tombak, Hingga matahari setinggi kira-kira tujuh hasta menurut pandangan mata kita. *Waktunya setinggi tombak kira-kira 15 menit setelah matahari terbit. **Waktu awal Dhuha dimulai dari matahari setinggi tombak, berarti dimulai dari 15 menit setelah matahari terbit. [2] saat waktu istiwa matahari di tengah-tengah hingga bergeser selain hari Jumat, Pengecualian di waktu istiwa pada hari Jumat. Tidak ada larangan shalat pada waktu istiwa hari Jumat, termasuk bagi yang tidak menghadiri shalat Jumat. [3] saat kekuning-kuningan ishfirar hingga matahari terbenam, Waktu langit menguning, walaupun bagi orang yang belum shalat Ashar dan larangan itu berlangsung hingga terbenamnya matahari. [4] setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit, Setelah mengerjakan shalat shubuh yang sah yang tidak perlu diqadha hingga matahari terbit. Artinya Setelah shalat Shubuh tidak ada lagi shalat sunnah yang tidak punya sebab. *Shalat tahiyatul masjid karena punya sebab, maka masih boleh dilakukan bakda Shubuh. dan [5] setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam. Setelah mengerjakan shalat Ashar yang sah yang tidak perlu diqadha walaupun shalat Ashar itu dilakukan di waktu Zhuhur melalui jamak takdim dan berlangsung larangan itu hingga terbenamnya matahari. Artinya Setelah shalat Ashar tidak ada lagi shalat sunnah yang tidak punya sebab, walaupun shalat Asharnya di waktu Zhuhur dengan jamak takdim. *Shalat tahiyatul masjid bakda Ashar masih dibolehkan karena punya sebab. Catatan Wanita yang suci dari haidh di waktu shalat, maka ia hanya mengerjakan shalat yang ada pada waktu tersebut. Misal Suci di waktu Zhuhur, berarti hanya mengerjakan shalat Zhuhur saja. Suci di waktu Ashar, hanya mengerjakan shalat Ashar saja. Referensi Nail Ar-Raja’ bi Syarh Safinah An-Naja. Cetakan pertama, Tahun 1439 H. Al-Allamah Al-Faqih As-Sayyid Ahmad bin Umar Asy-Syatiri. Penerbit Dar Al-Minhaj. Baca Juga Mengejar Shaf Pertama — Catatan 28-10-2021 Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اُلْعَالَمِيْنَSegala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta alamوَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُرِ اُلدُّنْيَا وَاُلدَّيْنِdan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan untuk urusan dunia dan akhiratوَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاَتِمِ اٌلنَّبِيَّيْنَDan selawat Allah serta salam-Nya untuk junjungan kita Muhammad, Penutup para nabi وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَdan keluarganya dan sahabatnya semuanyaوَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاُللهِ اُلْعَلِيِّ اُلْعَظِيْمِDan tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa. أَرْكَانُ اُلإِسْلامِ خَمْسَةٌRukun Islam itu limaشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِBersaksi bahwa tiada ada tuhan kecuali Allah, sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allahوَإِقَامُ الصَّلاَةِdan mendirikan sholatوَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِdan menunaikan zakatوَصَوْمُ رَمَضَانَdan puasa Romadhanوَحَجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاًdan haji ke baitullah bagi yang telah mampu melaksanakannya أَرْكَانُ الإِيْمَانِ سِتَّةٌRukun iman ada itu enamأنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِBeriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya, dan Rosul-rosul-Nya dan dengan hari akhirوَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ اللهِ تَعَالَىdan dengan ketentuan baik dan buruknya dari Allah Taala وَمَعْنَى لاَ إِلَهَ إَلاَّ اللهُAdapun arti “La ilaha illah”, yaituلاَ مَعْبُودَ- بِحَقٍّ فِيْ الْوُجُوْدِ- إِلاَّ اللهُ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah dalam kenyataan selain Alloh. عَلاَمَاتُ الْبُلُوْغِ ثَلاَثٌtanda-tanda balig itu ada tiga, yaituوَتَمَامُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً فِيْ الذَّكّرِ وَالأُنْثَىBerumur seorang laki-laki atau perempuan lima belas فِيْ الذَّكَرِ وَالأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَBermimpi junub terhadap laki-laki dan perempuan ketika melewati sembilan فِيْ الأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ Keluar darah haidh sesudah berumur sembilan tahun شُرُوْطُ إِجْزَاءِ الْحَجَرِ ثَمَانِيَةٌSyarat boleh menggunakan batu untuk beristinja ada delapan, yaituأنْ يَكُوْنَ بِثَلاَثةِ أَحْجَارٍMenggunakan tiga batuأنْ يُنْقِيَ الْمَحَلَّMensucikan tempat keluar najis dengan batu لاَ يَجِفَّ النَجَسُNajis tersebut tidak kering,وَأَنْ لاَ يَنْتَقِلَ tidak berpindahوَلاَ يَطْرَأَ عَلَيْهِ آخَرُ tidak terkena perkara lainوَلَا يُجَاوِزَ صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ tidak melewati lubang kemaluan belakang dan kepala kemaluan depanأَنْ لاَ يُصِيْبَهُ مَاءٌtidak terkena air وَأنْ تَكُوْنَ الأَحْجَارُ طَاهِرَةًdan hendaknya batu-batu itu suci فُرُوْضُ الْوُضُوْءِ سِتَّةٌFarldu-fardlunya wudhu ada enam, yaituالأَوَّلُ النَّيَّةُyang pertama adalah Niatالثَّانِيْغَسْلُ الْوَجْهِyang kedua adalah membasuh mukaالثَّالِثُ غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِyang ketiga adalah membasuh kedua tangan serta kedua sikuالرَّابعُ مَسْحُ شَيْءٍ مِنَ الرَّأْسِyang keempat adlah mengusap sebagian kepalaالْخَامِسُ غَسْلُ الِّرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِyang kelima adalah membasuh kedua kaki serta buku laliالسَّادِسُ التَّرْتِيْبُyang keenam adalah tertib النِّيَّةُ قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرِنَاً بِفِعْلِهِniat adalah mengiginkan sesuatu seraya bersamaan dengan pekerjaanyaوَمَحَلُّهَا الْقَلْبُdan tempatnya niat adalah hatiوَالتَّلَفُّظُ بِهَا سُنَّةٌmengucapkan niat itu sunnahوَوَقْتُهَا، عِنْدَ غَسْلِ أَوَّلِ جُزْءٍ مِنَ الْوَجْهِdan waktunya nia atalah ketiak membasuh awal bagian wajab وَالتَّرْتِيْبُ أَنْ لاَ يُقُدَّمَ عُضْوٌ عَلَى عُضْوٍtertib adalah tidak mendahulukan suatu anggota mengakhirkan anggota yang lain المَاءُ قَلِيْلٌ وَكَثِيْرٌair itu sedikit dan banyakفَالْقَلِيْلُ مَا دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِsedikti itu ari yang tanpa dua qullahوَالْكَثِيْرُ قُلَّتَانِ فَأكْثَرُbanyak itu dua qullah atau lebihوَالقَلِيْلُ يَتَنَجَّسُ بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ فِيْهِ، وَإِن لَمْ يَتَغَيَّرْair sedikit bisa najis sebab jatuhnya najis kedalam air, walaupun tidak berubahوَالْمَاءُ الْكَثِيْرُ لاَ يَتَنَجَّسُ إِلاَّ إذا تَغَيَّرَ طَعْمُهُ، أَوْ لَوْنُهُ، أوْ رِيْحُهُair banyak itu tidak najis kecuali jiak berubah rasanya tau warnanya atau baunya مُوْجِبَاتُ الْغُسْلِ سِتَّةٌperkara-perkara yang mewajibkan mandi itu adal enamإِيْلاَجُ الْحَشَفَةِ فِيْ الْفَرْجِmemasukkan kemaluan ke vag1naوَخُرُوُجُ الْمَنيِّdan keluarnya maniوَالْحَيْضُ dan haidوَالنَّفَاسُdan nifasوَالْوِلاَدَةُ dan melahirkanوَالْمَوْتُdan mati فُرُوْضُ الْغُسْلِ اثْنَانِFardlu-fardlunya mandi itu duaالنِّيَّةُ وَتَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالمَاءِniat dan meratakan badan dengan air شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌSyarat-syaratnya wudlu itu adal sepuluhالإِسْلاَمُ Islamوَالتَّمْيِيْزُdan islamوَالنَّقَاءُ عَنِ الْحَيْضِ والنِّفَاسِdan suci dari haid dan nifasوَعَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى الْبَشَرَةِdan dari perkara yang mencegah sampainya air ke kulitوَأَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَdan hendaknya tiada sesuatu yang merubah air di atas tubuhوَالْعِلَمُ بِفَرْضِيَّتِهِdan mengetahui tentang di fardlukanya wudluوَأَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فًرُوْضِهِ سُنَّةًdan hendaknya tidak mengitikadkan sebuah fardlunya wudlu sebuah kesunnahanوَالْمَاءُ الطَّهُوْرُdan air yang suciوَدُخُوْلُ الْوَقْتِ dan masuknya waktuوَالْمُوَالاَةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِdan terus-menerus bagi orang yang selalu hadast نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَperkara-perkara yang membatalkan wudlu itu empat perkaraالأَولُ الْخَارجُ مِنْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ، مِنْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ، رِيْحٌ أَوْ غَيْرُهُ، إِلاَّ الْمَنِيَّyang pertama adalah sesuatu yang keluar dari salah satu dua jalan, dari qubul atau dubur, kentut atau lainya, kecuali maniالثَّانِيْ زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ أَوْ غَيْرِهِ،إِلاَّ قَاعِدٍ مُمَكِّنٍ مَقْعَدَتَهُ مِنَ الأَرْضِyang keuda adalah hilangnya aka, sebab tidur atau lainya, kecuali orang yang duduk yang menetapkan tempat duduknya di tanahالثَّالِثُ الْتِقَاءِ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ كَبِيْرَيْنِ أَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْيِ حَائِلٍyang ketiga agalah bertemunya dua kulit orang laki-laki dan perempuan, yang keduanya besar, tanpa pengalangالرَّابعَ مَسُّ قُبُلِ الآدَمِيِّ، أَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ، أِوْ بُطُوْنِ الأَصَابعِyang keempat memegang kemaluan manusia, atau lobang duburnya, dengan telapak tangan yang dalam atau jari jari yang dalam مَنِ انْتَقَضَ وُضُوْءْهْ.. حَرُمُ عَلَيْهِ أَرْبَعَةُ أَشُيَاءَbarang siapa batal wudlunya maka ia haram empat perkata الصَّلاَةُ shalatوَالطَّوَافُdan thawafوَمَسُّ الْمُصْحَفِdan memegang mushafوَحَمْلُهُdan membawa mushaf وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ سِتَّةُ أَشْيَاءَdan haram bagi orang yang junub enam perkara الصَّلاَةُ shalatوَالطَّوَافُdan thawafوَمَسُّ الْمُصْحَفِdan memegang mushafوَحَمْلُهُdan membawa mushaوَاللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِdan menetap di masjidوَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِdan membaca al Quran وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ عَشَرِةُ أَشْيَاءَdan haram sebab haid sepuluh perkara الصَّلاَةُ shalatوَالطَّوَافُdan thawafوَمَسُّ الْمُصْحَفِdan memegang mushafوَحَمْلُهُdan membawa mushaوَاللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِdan menetap di masjidوَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِdan membaca al Quran الصَّوْمُdan puasaوَالطَّلاَقُdan talakوَالمُرُوْرُ فٍيْ المَسْجِدِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُdan berjalan di masjid jika ia takut mengotori masjidوَالاسْتِمْتَاعُ بَيْنَ السُّرَةِ وَالُّركُبَةِmenikmati antara pusar dan lutut مُبْطِلاَتُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌyang membatalkan tayammum itu tigaمَا أَبْطَلَ الْوَضُوْءَ perkara yang membatalkan wudluوَالرِّدَّةَmurtadوَتَوَهُّمُ الْمَاءِ إِنْ تَيَمَّمَ لِفَقْدِهmenduga air, jika ia tayammum karena tidak ada air الَّذِيْ يَطْهُرُ مِنَ النَّجَاسَاتِ ثَلاَثَةٌnajis yang bisa suci itu tigaالْخَمْرُ إِذَا تَخَلَّلَتْ بِنَفْسِهَاarak jika menjadi cuka dengan sendirinyaوَجِلْدُ الْمَيْتَةِ إِذَا دُبغَ dan kulit bangkai jiak di samakوَمَا صَارَ حَيَوانَاًdan yang menjadi hewan النَّجَاسَاتُ ثَلاَثٌnajis itu ada tigaمُغَلَّظَةٌ، وَمُخَفَّفَةٌ، وَمُتَوَسِّطَةٌmugholladzoh, mukhoffafah dan mutawassithaالْمُغَلَّظَةُ نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْغُ أَحدِهِمَاmugholladzoh adalah najis kambign dan babi dan anaknyaوَالْمُخَفَّفَة بَوْلُ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَطْعِمْ غَيْرَ اللَّبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِmukhoffafah adalah kencing bayi laki-laki yang belum makan selain asi, dan tidak sampai dua tahunوَالْمُتُوَسَّطَةُ سَائِرُ النَّجَاسَاتِmutawassitah adalah selain najis-najis tersebut الْمُغَلَّظَةُ تَطْهُرُ بِسَبْعِ غَسَلاَتٍ بَعْد إِزَالَةِ عَيْنِهَا إِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍnajis mugholladzh dapat suci dengan tujuh basuan, setelah menghilangkan najisnya, salah satunya dengan debuوَالْمُخَفّفَةُ تَطْمُرُ بِرَشَّ الْمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَإِزَالَةِ عَيْنِهاnajis mukhoffafah dapat suci dengan memercikan air sampai menang dan menghilangkan najisوَالْمُتَوَسَّطَةُ تَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ عَيْنِيَّةٌ، وَحُكْمِيَّةٌdan mutawassitah terbagi menjadi dua ainiyah dan hukmiyahالْعَيْنِيَّةُ الَّتِيْ لَهَا لَوْنٌ وَرِيْحٌ وَطَعْمٌ، فَلاَ بُدَّ مِنْ إِزَالَةِ لَونِهَا وَريِحِهَا وَطَعْمِهَاaiiyah yaitu yang memiliki warna, bau dan rasa. maka harus menghilangkan warna, bau dan rasanyaوَالْحُكْمِيَّةُ الَّتِيْ لاَ لَوْنَ وَلاَ ريْحَ وَلاَ طَعْمَ لَهَا، يَكْفِيْكَ جَرْيُ الْمَاءِ عَلَيْهَاhukmiyah adalah yang tiada warrna, bau dan rasa. cukum mengalirkan air أًقَلُّ الْحَيْضِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌHaid paling sedikit itu sehari semalamوَغَالِبُهُ سِتٌّ أَوْ سَبْعٌmayoritas haid itu enam atau tujuhوَأَكْثَرُهُ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْماً بِلَيَالِيْهَاhaid paling banyak itu lima belas hari beserta malam-malamnyaأَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمَاًsuci di antara dua haid paling sedikit itu lima belas hariوَغَالِبُهُ أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً، أَوْ ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاًdan biasanya itu 24 hari atau 23 hariوَلاَ حَدَّ لأَكْثَرِهِdan tiada batas untuk palign banyak haidأَقَلُّ النِّفَاسِ مَجَّةٌnifas paling sedikit itu satu kaliوَغَالِبُهُ أَرْبَعُوْنَ يَوْمَاًdan biasanya itu 40 hariوَأَكُثَرُهُ سِتُّوْنَ يَوْمَاًdan kebanyakan haid itu 60 hari أَعْذَارُ الصَّلاةِ اثْنَانِudzur shalat itu duaالنَّوْمُ وَالنِّسْيَانُtidur dan lupa شُرُوْطُ الصَّلاَةِ ثَمَانِيَةٌsyarat-syarat sholat itu delapanطَهَارَةُ الْحَدَثَيْنِsuci dari dua hadasوَالطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسَةِ فِيْ الثَّوْبِ وَالْبَدَنِ وَالْمَكَانِdan suci dari najis di pakaian, badan dan tempatسَتْرُ الْعَوْرَةِmenutup auratوَاسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِdan menutup auratوَدُخُوْلُ الْوَقْتِdan masuknya waktuوَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهَاmengetahui tentang di wajibkanya shalatوَأَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فُرُوْضِهَا سُنَّةًdan mengitikadkan suatu kefardluan dari beberapa kefarduan shalat sebua kesunnahanوَاجْتِنَابُ الْمُبْطِلاَتِmenjahui perkara-perkara yang membatalkan Hadas ada dua, yaitu Besar dan kecil Hadas kecil adalah sesuatu yang mewajibkan wudu, sedangkan hadas besar adalah sesuatu yang mewajibkan mandi. Aurat ada empatAurat laki-laki secara mutlak dalam keadaan bagaimanapun dan aurat budak wanita dalam salat adalah antara pusar dan perempuan merdeka dalam salat adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak perempuan merdeka dan budak perempuan di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya dan bukan tuannya adalah seluruh tubuh.Aurat perempuan merdeka atau budak wanita di hadapan mahramnya dan perempuan adalah antara pusar dan lutut. Rukun salat ada tujuh belas atas yang mampu ketika dalam salat dalam berdiri bangun dari rukuk.Thuma’ninah dalam dua dalam di antara dua dalam duduk tersebut.Membaca tasyahud ketika membaca tasyahud akhir.Membaca shalawat pada Nabi Muhammad saw. dalam duduk tasyahud akhir.Membaca salam.Mengerjakannya secara berurutan. Niat dalam mengerjakan salat ada tiga tingkatanJika salat fardu, maka wajib 1. Menghendaki melakukan pekerjaan yaitu salat, 2. Menentukan jenis salat dan 3. Mengungkapkan kefarduan salat sunah yang mempunyai waktu, semisal salat Rawatib, atau yang mempunyai sebab, maka dalam niat wajib 1. bertujuan melakukan pekerjaan dan 2. menentukan jenis salat.Jika salat sunah mutlak, maka dalam niat wajib bertujuan melakukan pekerjaan tersebut.Contoh dari bertujuan melakukan pekerjaan adalah emisal usholli aku salat. Sedangkan menentukan jenis salat adalah semisal Asar atau Zhuhur. Dan kefarduan adalah fsemisal ucapan fardhon. Syarat keabsahan takbiratul ihram ada enam belasTerjadi di waktu berdiri ketika dalam salat dengan menggunakan bahasa menggunakan lafal jalalah yaitu lafal “Allah”Dengan menggunakan lafal “Akbar”.Berurutan dalam menyebutkan dua lafal memanjangkan hamzah lafal memanjangkan ba’ lafal mentasydidkan ba’.Tidak menambahkan wawu sukun atau wawu berharakat di antara dua kalimat menambah wawu sebelum lafal wagaf di antara dua kalimat, baik wagaf yang panjang atau pengucapan seluruh hurufnya pada dirinya.Ketika mengucapkan sudah masuk waktu salat, jika salat yang dikerjakan adalah salat yang mempunyai ketika menghadap rusak dengan cara tidak bertajwid dalam membaca pada salah satu huruf-hurufnya.Jika menjadi makmum mengakhirkan takbiratul ihram daripada takbiratul ihram imam. Syarat keabsahan bacaan Al-Fatihah ada sepuluh, yaituUrut dan makhroj dan sifat melakukan saktah yang melakukan saktah yang pendek dengan tujuan memotong seluruh ayat-ayatnya, termasuk di antaranya adalah melakukan /ahn kesalahan baca yang merusak dengan berdiri, ketika dalam salat pembacaannya pada dirinya disela-selai zikir yang lain yang tidak mempunyai hubungan dengan Al-Fatihah. Jumlah tasydid yang terdapat dalam Al-Fatihah ada empat belasBismillaah, di atas di atas ra’.Ar-Rahiim, di atas ra’.Al-Hamdulillaah, di atas aalamiin, di atas ba’.Ar-Rahmaan, di atas ra’Ar-Rahiim, di atas ra’.Maaliki yaumiddiin, di atas na’budu, di atas ya’.Iyyaaka nasta’iin, di atas ya’.Ihdinash shiraathal mustagiim, di atas ladziina di atas amta alaihim ghairil maghdhuubi alaihim waladh dhaalliin, di atas dhad dan lam. Ketika salat disunahkan mengangkat kedua tangan pada empat tempatKetika takbiratul akan bangun dari duduk tasyahud pertama. Syarat keabsahan sujud ada tujuh, yaituBersujud dengan menggunakan tujuh anggota sujud.Dalam keadaan kening kepala.Ketika meletakkan kepala dalam bersujud hanya berniat bersujud di atas tempat yang bisa bergerak karena tubuh bagian atasnya melebihi tubuh bagian dalam bersujud. Anggota sujud ada tujuh, yaitu & 3. Bagian dalam dua telapak & 5. Dua & 7. Bagian dalam jari-jemari dua kaki. Jumlah tasydid dalam bacaan tasyahud ada dua puluh satu. Dengan perincian lima tasydid tambahan dalam lafal tasyahud yang sangat sempurna, dan enam belas dalam ukuran minimalnya lafal tasyahud1 & 2, At-taahiyyat, di atas ta’ dan ya’Al-mubaarakaatush shalawaatu, di atas & 5. Ath-thaiyyibaatu, di atas tha’ dan di atas di atas 9 & 10. Alaika ayyuhan nabiyyu, di atas ya’, nun dan ya’.Warahmatullaahi, di atas lam lafal as-salaamu, di atas sin.Alaina wa’alaa’ibaadillaahi, di atas lam Jafal di atas allaa ilaaha, di atas lam & 17. Illallaah, di atas lam alif dan lam lafal anna, di atas 20 & 21. Muhammadar rasuulullaah, di atas saim lafal Muhammad, ra’ dan lam lafal jalalah. Jumlah tasydid pada bacaan minimal shalawat pada nabi ada empat, yaitu1 & 2. Allaahumma, di atas lam dan di atas di atas mim. Bacaan minimal salam adalah assalamualaikum, tasydid lafal salam di atas sin. Waktu salat fardu ada limaPermulaan waktu salat Zhuhur adalah setelah tergelincir matahari. Dan akhir waktunya adalah bayangan sesuatu menjadi seukurannya, selain bayangan waktu salat Asar adalah bayangan suatu benda menjadi seukurannya ditambah sedikit. Dan akhir waktunya adalah terbenam waktu salat Maghrib adalah tenggelamnya matahari. Dan akhir waktunya adalah hilangnya mega waktu salat Isyak adalah hilangnya mega merah. Dan akhir waktunya adalah terbitnya fajar waktu salat Subuh adalah terbitnya fajar shadiq. Dan akhir waktunya adalah terbit ada tiga, yaitu merah, kuning dan putih. Mega merah adalah waktu salat Maghrib. Mega kuning dan putih adalah waktu salat Isyak. Disunahkan mengakhirkan salat Isyak sampai hilang mega kuning dan putih. Diharamkan mengerjakan salat sunah yang tidak mempunyai 1 sebab yang mendahului seperti salat Tahiyatul masjid atau salat Ba’dal wudu atau 2 sebab yang bersamaan seperti salat Gerhana dalam lima waktuKetika terbit matahari sampai terangkat seukuran satu matahari tepat berada di tengah sampai tergelincir, kecuali pada hari matahari menguning sampai salat Subuh sampai matahari salat Asar sampai matahari tenggelam. Berhenti sejenak yang disunahkan dalam salat ada enamAntara takbiratul ihram dan doa doa iftitah dan ta’ Al-Fatihah dan ta’ akhir Al-Fatihah dan bacaan bacaan amin dan surah dan rukuk. Rukun-rukun yang diharuskan berthuma’ninah ada empat, yaitu di antara dua adalah diam setelah bergerak, di mana setiap anggota tubuh tetap pada tempatnya, seukuran bacaan “subhanallah”. Sebab-sebab disunahkan sujud sahwi ada empat, yaituTidak melakukan salah satu sunah ab’adh seperti tidak membaca qunut, atau sebagian dari salah satu sunah ab’adh seperti tidak membaca shalawat dalam qunut.Melakukan suatu perbuatan yang jika dilakukan dalam keadaan sengaja membatalkan, dan jika dilakukan dalam keadaan tidak sengaja, tidak membatalkan rukun qauli tidak pada rukun fi’li, padahal mungkin melebihi dari yang semestinya. Sunah ab’adh dalam salat ada tujuh, yaituBacaan tasyahud untuk melakukan tasyahud shalawat pada Nabi Muhammad saw. ketika duduk untuk membaca tasyahud shalawat pada keluarga Nabi pada bacaan tasyahud doa untuk membaca dan salam pada Nabi Muhammad saw., keluarga dan sahabatnya pada waktu qunut. Salat menjadi batal dengan sebab empat belas keadaan, yaituSebab kejatuhan najis jika tidak dilemparkan seketika itu keberadaan najis tersebut tidak Terbukanya aurat, jika tidak ditutup -dengan sengajadua huruf atau satu huruf yang bisa dimengerti.Melakukan dengan sengaja hal-hal yang membatalkan yang banyak dalam keadaan lupa.Melakukan tiga gerakan berturut-turut, walaupun yang yang melampaui batas ukuran kerasnya.Menambah satu rukun fi’li dengan imam dengan melakukan dua rukun fi’li secara berturut-turut dan menerlambatkan diri dari gerakan imam dalam melakukan dua rukun fi’li tanpa membatalkan salat,Menggantungkan pembatalan salat pada suatu keadaan.Bimbang dalam memilih antara meneruskan atau membatalkan salat. Salat yang diharuskan niat imamah menjadi imam ada empat, yaituSalat fardu yang diulangSalat yang dinazari sebagai salat taqdim dalam keadaan hujan, Syarat kcabsahan bermakmum ada sebelas, yaituTidak mengetahui kebatalan salat imam, disebabkan hadas atau yang lain. Makmum meyakini imam tidak berkewajiban mengulang salat yang sedang diikuti tersebut.Imam bukanlah orang yang sedang bermakmum.Imam bukan seorang yang ummi.Makmum tidak lebih ke depan daripada posisi imam dalam mengetahui perpindahan gerakan-gerakan imam.Makmum dan imam berkumpul dalam satu mesjid, sekalipun jauh atau tidak dalam satu mesjid akan tetapi dalam jarak tiga ratus hasta.Makmum berniat mengikuti imam atau berjamaah.Terdapat kesamaan bentuk antara salat makmum dengan salat imam.Makmum tidak menyalahi dalam melakukan kesunahan yang batal, jika tidak mengikutinya.Makmum mengikuti imam. Bentuk makmum mengikuti imam ada sembilan. Yang dianggap sah adalah lima, yaituLaki-laki bermakmum pada bermakmum pada bermakmum pada bermakmum pada bermakmum pada perempuan. ,Dan dianggap tidak sah adalah dalam empat bentuk, yaituLaki-laki bermakmum pada bermakmum pada bermakmum pada bermakmum pada banci. Syarat diperbolehkan melakukan jamak taqdim ada empat, yaituDalam mengerjakan dimulai dari salat yang menjamak ketika sedang melakukan salat terus-menerus antara salat yang pertama dengan salat yang terdapat uzur jamak ketika melakukan dua salat tersebut Syarat diperbolehkannya melakukan jamak ta’khir ada dua, yaituNiat jamak ta’khir pada saat masih tersisa waktu salat yang pertama seukuran waktu yang cukup untuk melakukan salat terdapat uzur sampai selesainya salat yang kedua. Syarat diperbolehkannya qashar ada tujuh, yaituBepergian minimal sejauh dua marhalah.Sedang melakukan bepergian yang diperbolehkanMengerti hal-hal yang menjadi sebab kebolehan melakukan melakukan qashar ketika takbiratul yang diqashar tersebut adalah salat jenis empat melakukan bepergian sampai selesainya salat.Tidak bermakmum pada orang yang salat sempurna maksudnya tidak mengqashar dalam salah satu bagian dari salatnya. Syarat keabsahan salat Jumat ada enam, yaitu1, Seluruhnya maksudnya salat dan khutbah Jumat te jadi pada waktu dalam batasan suatu negeri.Salat tersebut dikerjakan dengan berjamaah.Yang melakukan salat Jumat adalah minimal empat puluh orang merdeka, berjenis kelamin laki-laki, yang baligh dan menetap di daerah tempat diselenggarakannya salat Jumat.Jumat tersebut tidak didahului atau bersamaan mengucapkan huruf ra’ takbiratul ihram imam oleh salat Jumat yang lain yang dikerjakan masih dalam batas negeri kecamatan tersebut.Salat Jumat tersebut dua khutbah. Rukun-rukun khutbah ada lima, yaituMengucapkan hamdalah dalam dua khutbah.Membaca shalawat pada Nabi saw. dalam dua takwa dalam dua satu ayat Alqur-an dalam salah satu dua untuk orang mukmin laki-laki dan perempuan dalam khutbah kedua. Syarat keabsahan khutbah ada sepuluh, yaituKhatib suci dari dua hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar.Khatib suci dari najis yang terdapat di pakaian, tubuh dan tempat khutbah.Khatib menutup bagi khatib yang mampu.Khatib duduk di antara dua khutbah dengan seukuran melebihi thuma’ninah terus-menerus antara dua antara khutbah kedua dengan salat Jumat.Rukun khutbah dengan menggunakan bahasa Arab.Kedua khutbah tersebut diperdengarkan pada empat puluh orang yang sah pelaksanaan salat Jumatnya.Seluruhnya terjadi pada waktu Zhuhur. Yang wajib atas orang muslim melakukan tindakan-tindakan pada mayat ada empat, yaituMemandikannya, Minimal ukuran memandikan mayat adalah meratakan air pada tubuhnya. Dan ukuran yang paling sempurna adalah– Membasuh dua kemaluannya.– Menghilangkan kotoran dari hidungnya.– Menggosok badannya dengan daun bidara. – Mengguyurkan air pada tubuhnya tiga kali. Minimal ukuran kain kafan adalah satu pakaian yang merata menutupi pada mayat. Dan ukuran yang paling sempurna adalah Bagi laki-laki tiga lapis. Sedangkan bagi perempuan ukuran yang paling sempurna adalah gamis, kerudung, sarung dan dua lapis. Rukun-rukun salat Jenazah ada tujuh, yaitu bagi yang Al-Fatihah boleh dilakukan di semua tempat.Membaca shalawat pada Nabi saw. setelah takbir bagi mayat setelah takbir Minimal ukuran ke dalam kuburan adalah suatu galian yang bisa menyimpan bau busuk bangkai mayat dan menjaganya dari serangan binatang buas. Ukuran yang paling sempurna adalah seukuran orang berdiri dan satu lambaian tangannya.Pipi mayat diletakkan di atas debu. Mayat harus dihadapkan ke kiblat. Mayat yang sudah dikubur wajib digali kuburannya karena empat hal, yaituUntuk dimandikan, apabila belum berubah bau dan anggota tubuhnya.Untuk dihadapkan harta yang terkubur mayat tersebut adalah perempuan hamil, jika janinnya dikubur bersamanya, sedangkan dimungkinkan masih hidupnya janin tersebut. Minta pertolongan hukumnya ada empat, yaitu Mubah kbilaful aula menyalahi perbuatan yang paling utama, makruh dan wajib1, Mubah, adalah mendekatkan air untuk thaharah.Khilaful anla, adalah menuangkan air pada semisal orang yang adalah menolong orang untuk membasuhkan anggota pertolongan untuk orang yang sakit ketika tidak mampu. Harta-harta yang wajib dikeluarkan zakat ada enam macam dan perniagaan, yang wajib diberikan adalah seperempat puluh 2,5% dari harga barang dagangan. Harta timbunan orang Jahiliah. Puasa Ramadan wajib dikerjakan dengan sebab terdapat salah satu dari lima halDengan sebab sempurnanya bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari. Sebab terlihatnya hilal, akan tetapi kewajiban berpuasa hanya untuk orang yang melihatnya, sekalipun orang yang melihat tersebut adalah terdapat ketetapan terlihat hilal, dan kewajiban berpuasa ini untuk orang yang tidak melihatnya akan tetapi dengan kesaksian dari orang yang terdapat berita terlihat hilal dari 1. Orang yang adil dalam periwayatan dan dapat dipercaya sama halnya kebenaran berita tersebut masuk ke hati penerima berita atau tidak, atau 2. Diberitakan oleh orang yang tidak dipercaya, akan tetapi jika kebenaran berita tersebut masuk ke hati penerima berita.Dengan terdapat dugaan telah masuk Ramadan dengan cara berijtihad, kewajiban puasa ini untuk orang yang mengalami kekaburan dalam hal tersebut semisal orang yang sedang dipenjara atau ditawan. Syarat keabsahan puasa ada empat, yaitu dari semacam akan keberadaan waktu tersebut sah untuk melakukan puasa. Syarat seseorang diwajibkan mengerjakan ada lima baligh berakal.Mampu atau kuat mengerjakannya. bepergian yang diperbolehkan mengqashar salat. Rukun-rukun puasa ada tigaNiat setiap hari pada waktu malam yang besok ia berpuasa untuk puasa hal-hal yang membatalkan puasa ketika dalam keadaan ingat, tidak terpaksa dan tidak bodoh yang bisa yang berpuasa. Di samping wajib qadha puasa juga wajib membayar kafarat besar dan takzir, yaitu atas orang yang merusak puasanya yang dilakukan di bulan Ramadan sehari penuh dengan sebab bersetubuh dari orang yang sempurna dan bisa menyebabkan berdosa karena dilakukan pada waktu berpuasa.Orang yang batal puasanya di samping wajib gadha Guga wajib menahan tidak makan pada enam keadaan, yaituBatal puasa dalam bulan Ramadan bukan dalam bulan yang lain, yaitu atas orang yang sengaja membatalkannya tanpa sebab.Atas orang yang tidak berniat berpuasa pada waktu malam untuk puasa fardu yang dikerjakan pada bulan Ramadan.Atas orang yang sedang sahur dengan dugaan waktu malam masih tersisa, ternyata tidak seperti orang yang sedang berbuka dengan dugaan matahari telah tenggelam, ternyata tidak seperti orang yang jelas mengetahui, bahwa tanggal tiga puluh Sya’ban sdalah bagian awal dari bulan orang yang kemasukan air dalam wudu atau mandi karena berlebih-lebihan dalam berkumur dan menghisap air hidung. Puasa batal sebab sekalipun dan mabuk secara disengaja, jika terus-menerus tidak ada berhentinya sepanjang hari. Membatalkan puasa pada bulan Ramadan ada empat hukum, yaituWajib, sebagaimana berlaku pada orang haid dan boleh, sebagaimana berlaku pada orang yang bepergian dan wajib dan tidak jaiz bahkan tidak haram dan makruh sebagaimana berlaku pada orang sebagaimana berlaku pada orang yang mengakhirkan gadha puasa, padahal sangat memungkinkan untuk mengerjakannya, sehingga datang Ramadan yang sekaranp, sehingga tidak mempunyai keluasan waktu untuk menggadha.Akibat membatalkan puasa di bulan Ramadan ada empat macam juga, yaituSeseorang wajib gadha dan membayar fidyah, ada dua sebabMembatalkan karena khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan orang lain seperti menolong orang tenggelam atau ibu yang menyusui, karena khawatir pada kesehatan bayinya.Membatalkan puasa Ramadan dengan mengakhirkan gadha tahun tersebut padahal memungkinkan untuk menggadhanya sampai datang Ramadan tahun yang gadha tanpa membayar fidyah, dan ini banyak terjadi semisal pada orang yang membayar fidyah tanpa menggadha, yaitu berlaku pada orang yang sangat tua yang tidak kuat lagi untuk berpuasa atau pada orang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya.Tidak wajib gadha dan tidak wajib membayar fidyah, yaitu orang gila tanpa disengaja. Yang tidak membatalkan puasa dari benda-benda yang masuk ke lubang ada tujuh, yaituSesuatu yang masuk ke lubang dengan sebab lupaSesuatu yang masuk ke lubang dengan. sebab tidak – mengerti bahwa hal tersebut membatalkan puasaSesuatu yang masuk ke lubang dengan sebab dipaksaDengan sebab mengalirnya air ludah atau air liur yang berada di antara giginya, sedangkan ia tidak kuasa memuntahkannya karena masuk ke lubang, sedangkan yang masuk tersebut adalah debu masuk ke lubang, sedangkan yang n masuk tersebut adalah hasil ayakan yang lembut.Sesuatu masuk ke lubang, sedangkan yang masuk tersebut adalah lalat beterbangan atau Zat Yang Maba Mengetahui kebenarannya. Kami meminta kepada Allah Yang Maba Dermawan dengan wasilah kedudukan Nabi-Nya yang luhur untuk mewafatkan dari dunia dalam keadaan muslim, begitu juga kedua orang tuaku, kekasih- kekasihku dan orang yang bernasab dan menggolongkan diri padaku. Dan meminta mengampuniku dan mereka pada desa-desa yang besar dan yang kecil. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat pada junjungan kami, Mubammad bin Abdillah bin Abdil Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf, yang menjadi utusan Allah pada seluruh makhluk dan diutus menjadi panglima berbagai peperangan, kekasih Allah, dan menjadi pembuka dan penutup para nabi. Dan rahmat tersebut juga atas keluarga dan sahabat belian seluruhnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Safinatun Najah – Matan dan Terjemah Kitab Asli Arab >> Judul Asli سفينة النجاه في ما يجب علي العبد لمولاه “Bahtera Keselamatan Tentang Kewajiban Hamba kepada Allah” Karya Syaikh Salim Samir Al-Hadhromi Asy-Syafi’i Penerbit Darul Minhaj, cet. ke-1 th. 1430 H/2009 M Penerjemah Nor Kandir, ST Penerbit Pustaka Syabab Cetakan Pertama, Dzulqadah 1437 H/Agustus 2016 Kedua, Jumadil Akhir 1438 H/Januari 2017 PENGANTAR PENERJAMAH Saya memuji Allah atas nikmat-nikmat yang dianugrahkan-Nya kepada saya berupa Islam, iman, dan mengenal sunnah. Hanya dengan taufik-Nya saya diberi waktu dan kesanggupan untuk menyelesaikan terjemahan matan yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, seluruh keluarganya, juga Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, serta seluruh orang yang menapaki jalan mereka. Aamiin. Pembaca Budiman, kutaib kitab kecil dari matan Safinantun Najah ini adalah matan yang banyak dikaji oleh santri Nusantara karena penyusun matan ini bermadzhab Syafi’i di mana beliau lahir di Hadromaut Yaman yang hijrah berdakwah di Batavia Jawa dan meninggal di sana. Mempelajari suatu madzhab dengan memulainya dari matan kecil adalah sebuah keharusan bagi penuntut ilmu agar dia memiliki pegangan dan memiliki sedikit wawasan tentang madzhabnya, tidak kaku menghadapi khilaf perbedaan, dan beragama dengan dalil. Banyak orang beragama ikut-ikutan dan mengukur kebenaran dengan banyaknya pelaku, padahal kebenaran itu diukur dengan dalil. Contoh sederhana saja, manusia pada umumnya menganggap bahwa jilbab lebar dan cadar adalah sesat atau cara beragama yang ekstrim, padahal jilbab lebar dan cadar merupakan madzhab Asy-Syafi’i sebagaimana yang disinggung penyusun matan ini di Fasal Aurot. Yang saya lakukan dalam penerjemahan matan ini adalah 1. Menerjemahkan apa adanya dengan bahasa yang mudah dan ringkas. 2. Semua istilah syari saya sebutkan dan saya jelaskan di dalam kurung kecuali lafazh Ab’ad yang tidak saya temukan penjelasannya di syarahnya Kasyifatus Suja karya Syaikh Nawawi Al-Bantani. Sampai sekarang saya belum paham apa maksud Ab’ad di sini. 3. Untuk memudahkan, saya tambahi subjudul di tiap pembahasan. Semua kata yang terdapat dalam kurung siku “[ ]” adalah tambahan penerjemah. 4. Saya sebutkan semua text Arabnya lalu diikuti terjemahannya dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh yang ingin menghafalnya atau mengetahui teks aslinya. Perlu diketahui bahwa penyusun Safinatun Najah hanya menyelesaikan bab fiqih sampai bab Zakat, adapun bab Puasa dilengkapi oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani. Saran, masukan, nasihat, dan kritik bisa Pembaca layangkan ke email norkandir atau 085730 219 208. Saya sangat senang hati menerima masukan dari Pembaca Budiman. Semoga shalawat dan salam untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para keluarganya. Surabaya, Ahad 14 Sya’ban 1437 H/22 Mei 2016 M Penerjemah Nor Kandir, ST [MUQODDIMAH] بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدَّيْنِ. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيَّيْنَ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. Segala puji milik Allah Rabb semesta alam. Dengan-Nya kami meminta pertolongan dalam urusan dunia dan agama. Semoga shalawat dan salam Allah atas tuan kita Muhammad penutup para Nabi, keluarganya, dan Sahabatnya semua. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia. [Rukun Islam] أَرْكَانُ الإِسْلامِ خَمْسَةٌ 1- شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ 2- إِقَامُ الصَّلاَةِ. 3- إِيْتَاءُ الزَّكَاةِ. 4- صَوْمُ رَمَضَانَ. 5- حَجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. Fasal Rukun Islam ada 5, yaitu syahadat laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Romadhon, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu menempuh perjalananya. [Rukun Iman] أَرْكَانُ الإِيْمَانِ سِتَّةٌ 1- أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ. 2- مَلاَئِكَتِهِ. 3- كُتُبِهِ. 4- رُسُلِهِ. 5- بِالْيَوْمِ الآخِرِ. 6- بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ اللهِ تَعَالَى. Fasal Rukun imam ada 6, yaitu kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari Akhir, dan takdir yang baik maupun yang buruk semuanya dari Allah. [Makna Kalimat Tauhid] وَمَعْنَى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ لاَ مَعْبُودَ بِحَقٍّ -فِيْ الْوُجُوْدِ- إِلاَّ اللهُ. Fasal Makna لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ adalah tidak ada yang berhak disembah —dalam wujud— selain Allah. [Tanda Baligh] عَلاَمَاتُ الْبُلُوْغِ ثَلاَثٌ 1- تَمَامُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً فِيْ الذَّكَّرِ وَالأُنْثَى. وَ2- الاحْتِلاَمُ فِيْ الذَّكَرِ وَالأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ. وَ3- الْحَيْضُ فِيْ الأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ. Fasal Tanda baligh ada tiga, yaitu [1] umur 15 tahun sempurna bagi lelaki maupun perempuan. [2] ihtilam mimpi basah bagi lelaki maupun perempuan yang biasanya berumur 9 tahun, dan [3] haidh bagi perempuan yang biasanya berumur 9 tahun. [Syarat Istinja] شُرُوْطُ إِجْزَاءِ الْحَجَرِ ثَمَانِيَةٌ 1- أنْ يَكُوْنَ بِثَلاَثةِ أَحْجَارٍ. وَ2- أنْ يُنْقِيَ الْمَحَلَّ. وَ3- أنْ لاَ يَجِفَّ النَجَسُ. وَ4- أَنْ لاَ يَنْتَقِلَ. وَ5- لاَ يَطْرَأَ عَلَيْهِ آخَرُ. وَ6- أَنْ لاَ يُجَاوِزَ صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ. وَ7- أَنْ لاَ يُصِيْبَهُ مَاءٌ. وَ8- أنْ تَكُوْنَ الأَحْجَارُ طَاهِرَةً. Fasal Syarat sah bersuci dengan batu istinja ada 8, yaitu [1] jumlah batunya tiga, [2] membersihkan tempat najis, [3] najisnya belum kering, [4] najis belum berpindah tempat, [5] tidak tercampur dengan najis lain, [6] tidak melampaui shofhah daerah yang tertutup dari kedua pantat saat berdiri dan hasyafah daerah/kuncup yang nampak dari penis lelaki setelah dikhitan, [7] tidak terkena air, dan [8] batu tersebut haruslah suci. [Rukun Wudhu] فُرُوْضُ الْوُضُوْءِ سِتَّةٌ الأَوَّلُ النِّيَّةُ. الثَّانِيْغَسْلُ الْوَجْهِ. الثَّالِثُ غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ. الرَّابعُ مَسْحُ شَيْءٍ مِنَ الرَّأْسِ. الْخَامِسُ غَسْلُ الرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِ. السَّادِسُ التَّرْتِيْبُ. Fasal Fardhu rukun wudhu ada 6, yaitu [1] niat, [2] membasuh wajah, [3] membasuh dua tangan hingga siku, [4] mengusap sebagian kepala, [5] membasuh dua kaki hingga mata-kaki, dan [6] tertib berurutan. [Arti Niat dan Tertib] النِّيَّةُ قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرِناً بِفِعْلِهِ. وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ. وَالتَّلَفُّظُ بِهَا سُنَّةٌ. وَوَقْتُهَا، عِنْدَ غَسْلِ أَوَّلِ جُزْءٍ مِنَ الْوَجْهِ. وَالتَّرْتِيْبُ أَنْ لاَ يُقَدَّمَ عُضْوٌ عَلَى عُضْوٍ. Fasal niat adalah menyegaja sesuatu yang dibarengi dengan mengerjakannya dan tempat niat ada di dalam hati. Melafazhkannya adalah sunnah. Waktu niat adalah saat membasuh bagian pertama dari wajah. Maksud tertib adalah bagian yang pertama tidak didahului bagian yang lain. [Hukum Air] المَاءُ قَلِيْلٌ وَكَثِيْرٌ. فَالْقَلِيْلُ مَا دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ. وَالْكَثِيْرُ قُلَّتَانِ فَأكْثَرُ. وَالقَلِيْلُ يَتَنَجَّسُ بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ فِيْهِ، وَإِن لَمْ يَتَغَيَّرْ. وَالْمَاءُ الْكَثِيْرُ لاَ يَتَنَجَّسُ إِلاَّ إذا تَغَيَّرَ طَعْمُهُ، أَوْ لَوْنُهُ، أوْ رِيْحُهُ. Fasal Air sedikit dan banyak. Air sedikit itu jika kurang dari dua kulah dan air banyak jika lebih dari dua kulah. Air sedikit menjadi najis dengan jatuhnya benda najis ke dalamnya meskipun tidak berubah. Sementara air banyak tidak menjadi najis dengan jatuhnya benda najis ke dalamnya kecuali jika berubah rasanya, warnanya, atau aromanya. [Yang Mewajibkan Mandi] مُوْجِبَاتُ الْغُسْلِ سِتَّةٌ 1- إِيْلاَجُ الْحَشَفَةِ فِيْ الْفَرْجِ. وَ2- خُرُوُجُ الْمَنيِّ وَ3- الْحَيْضُ وَ4- النَّفَاسُ وَ5- الْوِلاَدَةُ وَ6- الْمَوْتُ. Fasal Yang mewajibkan mandi ada 6 hal, yaitu [1] masuknya hasyafah kuncup dzakar ke farji vagina, [2] keluarnya mani, [3] haidh, [4] nifas, [5] melahirkan, dan [6] meninggal. [Rukun Mandi] فُرُوْضُ الْغُسْلِ اثْنَانِ 1- النِّيَّةُ وَ2- تَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالمَاءِ. Fasal Fardhu rukun mandi besar ada 2, yaitu niat dan mengguyur rata badan dengan air. [Syarat Wudhu] شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌ 1- الإِسْلاَمُ. وَ2- التَّمْيِيْزُ. وَ3- النَّقَاءُ عَنِ الْحَيْضِ، والنِّفَاسِ. وَ4- عَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى الْبَشَرَةِ. وَ5- أَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ. وَ6- الْعِلَمُ بِفَرْضِيَّتِهِ. وَ7- أَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فَرُوْضِهِ سُنَّةً. وَ8- الْمَاءُ الطَّهُوْرُ. وَ9- دُخُوْلُ الْوَقْتِ وَ10- الْمُوَالاَةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِ. Fasal syarat wudhu ada 10, yaitu [1] Islam, [2] tamyiz bisa membedakan yang baik dan benar, [3] bersih dari haidh dan nifas, [4] bersih dari yang menghalangi air meresap ke kulit, [5] tidak ada anggota wudhu yang merubah air suci, [6] mengetahui wajib wudhu, [7] tidak meyakini sunnah sebagai wajib wudhu, [8] airnya suci, [9] masuk waktu, dan [10] muwalah bagi yang sering berhadats. [Pembatal Wudhu] نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ الأَولُ الْخَارجُ مِنْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ، مِنْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ، رِيْحٌ أَوْ غَيْرُهُ، إِلاَّ الْمَنِيَّ. الثَّانِيْ زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ أَوْ غَيْرِهِ،إِلاَّ قَاعِدٍ مُمَكِّنٍ مَقْعَدَتَهُ مِنَ الأَرْضِ. الثَّالِثُ الْتِقَاءِ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ كَبِيْرَيْنِ أَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ. الرَّابعَ مَسُّ قُبُلِ الآدَمِيِّ، أَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ، أِوْ بُطُوْنِ الأَصَابعِ. Fasal Pembatal wudhu ada 4, yaitu [1] apapun yang keluar dari salah satu dari dua jalan yaitu qubul jalan depan/kemaluan atau dubur jalan belakang/ anus, baik kentut atau lainnya kecuali mani, [2] hilangnya akal dengan tidur atau lainnya kecuali tidurnya orang yang duduk sambil mengokohkan duduknya di tanah lantai, dan [3] bersentuhannya dua kulit lelaki dengan perempuan dewasa tanpa pembatas, dan [4] menyentuh qubul anak Adam atau lingkarang duburnya dengan telapak tangan atau jari-jarinya. [Yang Diharamkan Bagi yang Berhadats] مَنِ انْتَقَضَ وُضُوْءَهُ حَرُمَ عَلَيْهِ أَرْبَعَةُ أَشُيَاءَ 1- الصَّلاَةُ. وَ2- الطَّوَافُ. وَ3- مَسُّ الْمُصْحَفِ. وَ4- حَمْلُهُ. Siapa yang batal wudhunya maka dia diharamkan 4 hal, yaitu [1] shalat, [2] thawaf, [3] memegang mushaf, dan [4] membawanya. [Yang Diharamkan Bagi Orang Junub] وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ 1-الصَّلاَة. وَ2- الطَّوَافُ. وَ3- مَسُّ الْمُصْحَفِ. وَ4- حَمْلُهُ. وَ5- اللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِ. وَ6- قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ. Orang junub diharamkan 6 hal, yaitu [1] shalat, [2] thawaf, [3-4] memegang mushaf dan membawanya, [5] berdiam diri di masjid, dan [6] membaca Al-Qur’an. [Yang Diharamkan Bagi Wanita Haid] وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ عَشَرَةُ أَشْيَاءَ 1- الصَّلاَةُ. وَ2- الطَّوَافُ. وَ3- مَسُّ الْمُصْحَفِ. وَ4- حَمْلُهُ. وَ5- اللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِ. وَ6- قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ. وَ7- الصَّوْمُ. وَ8- الطَّلاَقُ. وَ9- المُرُوْرُ فِيْ المَسْجِدِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُ. وَ10- الاسْتِمْتَاعُ بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ. Wanita haidh diharamkan 10 hal, yaitu [1] shalat, [2] thawaf, [3-4] menyentuh mushaf dan membawanya, [5] berdiam diri di masjid, [6] membaca Al-Qur’an, [7] puasa, [8] talaq, [9] melewati masjid jika takut mengotorinya, dan [10] istimta’ bercumbu di sekitar daerah antara pusar dan lutut. [Sebab Tayammum] أَسْبَابُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ 1- فَقْدُ الْمَاءِ وَ2- الْمَرَضُ. وَ3-الاحْتِيَاجُ إِلَيْهِ لِعَطَشِ حَيَوَانٍ مُحْتَرِمٍ. Fasal Sebab tayammum ada 3, yaitu [1] tidak ada air, [2] sakit, dan [3] airnya dibutuhkan untuk memberi minum binatang kehausan yang muhtarom yang dimuliakan syara’. غَيْرُ الْمُحْتَرَم سِتَّةٌ 1- تَارِكُ الصَّلاَةِ. وَ2- الزَّانِيْ الْمُحْصَنُ. وَ3- الْمُرْتَدُّ. وَ4-الكَافِرُ الْحَرْبِيُّ. وَ5- الْكَلْبُ الْعَقُوْرُ. وَ6- الْخِنْزِيْرُ. Orang yang tidak dihormati ada 6, yaitu [1] peninggal shalat, [2] pezina muhshon, [3] murtad, [4] kafir harbi, [5] anjing galak, dan [6] babi. [Syarat Tayammum] شُرُوْطُ التَّيَمُّمِ عَشَرَةٌ 1- أَنْ يَكُوْنَ بِتُرَابٍ. وَ2- أَنْ يَكُوْنَ التُّرَابُ طَاهِرَاً. وَ3- أَنْ يَكُوْنَ مُسْتَعْمَلاٍ. وَ4- أنْ لاَ يُخَالِطَهُ دَقِيْقٌ وَنَحْوُهُ. وَ5- أَنْ يَقْصِدَهُ. وَ6- أنْ يَمْسَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ بِضَرْبَتَيْنِ. وَ7- أَنْ يُزِيْلَ النَّجَاسَةَ أَوَّلاً. وَ8- أَنْ يَجْتَهِدَ فِيْ الْقِبْلَةِ قَبْلَهُ. وَ9- أنْ يَكُوْنَ التَّيَمُّمُ بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ. وَ10- أَنْ يَتَيَمَّمَ لِكُلِّ فَرْضٍ. Fasal Syarat tayammum ada 10, yaitu [1] dengan debu, [2] debunya suci, [3] tidak debu musta’mal sudah digunakan, [4] tidak bercampur gandum atau semacamnya, [5] sengaja tayammum, [6] membasuh wajah dan dua tangannya dengan dua kali tepukan tanah, [7] sebelumnya sudah membersihkan najis badan, [8] ijtihad menentukan qiblat, [9] tayammum setelah masuk waktu, dan [10] tayammum sekali untuk tiap shalat fardhu. [Rukun Tayammum] فُرُوْضُ التَّيَمُّمِ خَمْسَةٌ الأَوَّلُ نَقْلُ التُّرَابِ. الثَّانِيْ النِّيَّةُ. الثَّالِثُ مَسْحُ الْوَجْهِ. الرَّابعُ مَسْحُ الْيَدَيْنِ إَلَى الْمِرْفَقَيْنِ. الْخَامِسُ التَّرْتِيْبُ بَيْنَ الْمَسْحَتَيْنِ. Fasal Fardhu rukun tayammum ada 5, yaitu [1] memindah debu, [2] niat, [3] mengusap wajah, [4] mengusap tangan hingga siku-siku, dan [5] tertib dalam mengusap. [Pembatal Tayammum] مُبْطِلاَتُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ 1- مَا أَبْطَلَ الْوَضُوْءَ. وَ2- الرِّدَّةَ. وَ3- تَوَهُّمُ الْمَاءِ إِنْ تَيَمَّمَ لِفَقْدِهِ. Fasal Pembatal-pembatal tayammum ada 3, yaitu [1] apa saja yang membatalkan wudhu, [2] murtad, dan [3] ragu adanya air jika sebab tayamumnya karena ketiadaan air. [Najis yang Bisa Suci] الَّذِيْ يَطْهُرُ مِنَ النَّجَاسَاتِ ثَلاَثَةٌ 1- الْخَمْرُ إِذَا تَخَلَّلَتْ بِنَفْسِهَا. وَ2- جِلْدُ الْمَيْتَةِ إِذَا دُبِغَ وَ3- مَا صَارَ حَيَواناً. Fasal Yang bisa menjadi suci dari najis ada 3, yaitu [1] khomr arak yang berubah dengan sendirinya menjadi cuka, [2] kulit bangkai jika disamak, dan [3] binatang yang disembelih. [Pembagian Najis] النَّجَاسَاتُ ثَلاَثٌ مُغَلَّظَةٌ، وَمُخَفَّفَةٌ، وَمُتَوَسِّطَةٌ. الْمُغَلَّظَةُ نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْغُ أَحدِهِمَا. وَالْمُخَفَّفَة بَوْلُ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَطْعِمْ غَيْرَ اللَّبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِ. وَالْمُتُوَسَّطَةُ سَائِرُ النَّجَاسَاتِ. Fasal Najis itu ada 3, yaitu [1] mughollazhoh, [2] mukhoffafah, dan [3] mutawasithoh. Mughollazhoh adalah najis anjing dan babi beserta anak-anaknya, mukhoffafah adalah kencing bayi yang belum makan apapun selain ASI dan belum mencapai 2 tahun, dan mutawasithoh adalah najis selain keduanya. [Cara Menghilangkan Najis] الْمُغَلَّظَةُ تَطْهُرُ بِسَبْعِ غَسَلاَتٍ بَعْد إِزَالَةِ عَيْنِهَا إِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍ. وَالْمُخَفّفَةُ تَطْمُرُ بِرَشِّ الْمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَإِزَالَةِ عَيْنِها. وَالْمُتَوَسَّطَةُ تَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ عَيْنِيَّةٌ، وَحُكْمِيَّةٌ. الْعَيْنِيَّةُ الَّتِيْ لَهَا لَوْنٌ وَرِيْحٌ وَطَعْمٌ، فَلاَ بُدَّ مِنْ إِزَالَةِ لَونِهَا وَريِحِهَا وَطَعْمِهَا. وَالْحُكْمِيَّةُ الَّتِيْ لاَ لَوْنَ وَلاَ ريْحَ وَلاَ طَعْمَ لَهَا، يَكْفِيْكَ جَرْيُ الْمَاءِ عَلَيْهَا. Fasal Mughollazhoh disucikan dengan 7 basuhan setelah dihilangkan najisnya terlebih dahulu di mana salah satunya dengan debu. Mukhoffafah disucikan dengan memercikkan air di atasnya disertai menghilangkan najisnya. Mutawassithoh dibagi dua, yaitu [1] ainiyah dan [2] hukmiyah. Najis aini adalah najis yang memiliki warna, aroma, dan rasa sehingga cara mensucikannya harus menghilangkan warna, aroma, dan rasanya. Najis hukmi adalah najis yang tidak berwarna, beraroma, dan berasa sehingga cukup mengalirkan air di atasnya. [Haid dan Nifas] أًقَلُّ الْحَيْضِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ. وَغَالِبُهُ سِتٌّ أَوْ سَبْعٌ. وَأَكْثَرُهُ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْماً بِلَيَالِيْهَا. أَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمَاً. وَغَالِبُهُ أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً، أَوْ ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً. وَلاَ حَدَّ لأَكْثَرِهِ. أَقَلُّ النِّفَاسِ مَجَّةٌ. وَغَالِبُهُ أَرْبَعُوْنَ يَوْمَاً. وَأَكُثَرُهُ سِتُّوْنَ يَوْمَاً. Fasal Sedikitnya haidh adalah sehari semalam, umumnya 6 atau 7 hari, dan terbanyak adalah 15 sehari semalam. Sedikitnya masa suci antara dua haidh adalah 15 hari, umumnya 24 atau 23 hari, tetapi terkadang seseorang lebih lama dari itu. Masa nifas paling sedikit adalah setetes darah, umumnya 40 hari, dan maksimal 60 hari. [KITAB SHALAT] [Udzur Shalat] أَعْذَارُ الصَّلاةِ اثْنَانِ 1- النَّوْمُ. وَ2- النِّسْيَانُ. Fasal Udzur shalat ada dua, yaitu tidur dan lupa. [Syarat Shalat] شُرُوْطُ الصَّلاَةِ ثَمَانِيَةٌ 1- طَهَارَةُ الْحَدَثَيْنِ. وَ2- الطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسَةِ فِيْ الثَّوْبِ وَالْبَدَنِ وَالْمَكَانِ. وَ3- سَتْرُ الْعَوْرَةِ. وَ4- اسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِ. وَ5- دُخُوْلُ الْوَقْتِ. وَ6- الْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهَا. وَ7- أَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فُرُوْضِهَا سُنَّةً. وَ8- اجْتِنَابُ الْمُبْطِلاَتِ. Fasal Syarat shalat ada 8, yaitu [1] suci dari dua hadats besar dan kecil, [2] suci dari najis pada pakaian, badan, dan tempat, [3] menutup aurat, [4] menghadap qiblat, [5] masuk waktu, [6] mengetahui fardhu shalat, [7] tidak meyakini fardhu shalat sebagai sunnah, dan [8] menjauhi pembatal-pembatalnya. [Pembagian Hadats] الأَحْدَاثُ اثْنَانِ أَصْغَرُ، وَأَكْبَرُ. فَالأَصْغَرُ مَا أوْجَبَ الْوُضُوْءَ. وَالأَكبَرُ مَا أَوْجَبَ الْغُسْلَ. Hadats itu ada dua, yaitu ashghor kecil seperti kencing dan akbar besar seperti junub. Ashghor adalah hadats yang mewajibkan wudhu dan akbar adalah yang mewajibkan mandi. [Pembagian Aurot] الْعَوْرَاتُ أَرْبَعٌ 1- عَوْرَةُ الرَّجُلِ مُطْلَقَاً. وَالأَمَةِ فِيْ الصَّلاَةِ مَا بَيْنَ السُّرَةِ والرُّكْبَةِ. وَ2- عَوْرَةُ الْحُرَّةِ فِيْ الصَّلاَةِ جَمِيْعُ بَدَنِهَا مَا سِوَى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ. وَ3- عَوْرَةُ الْحُرَّةِ وَالأَمَةِ عِنْدَ الأَجَانِبِ جَمِيْعُ الْبَدَنِ. وَ4- عِنْدَ مَحَارِمِهمَا وَالنِّسَاءِ مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ. Aurot itu ada 4, yaitu [1] aurot lelaki mutlak maksudnya, di dalam shalat dan luar shalat dan wanita di dalam shalat yakni antara pusar dan lutut, [2] aurot wanita merdeka bukan budak di dalam shalat adalah seluruh badannya selain wajah dan telapak tangan, [3] aurot wanita merdeka dan budak wanita terhadap lelaki asing adalah seluruh badannya, dan [4] sementara aurot keduanya terhadap mahrom dan wanita lain adalah antara pusar dan lutut. [Rukun Shalat] أَرْكَانُ الصَّلاَةِ سَبْعَةَ عَشَرَ الأَوَّلُ النِّيَّةُ. الثَّانِيْ تَكْبِيْرةُ الإِحْرَامِ. الثَّالِثُ الْقِيَامُ عَلَى القَادِرِ فِيْ الْفَرْضِ. الرَّابعُ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ. الْخَامِسُ الرَّكُوْعُ. السَّادِسُ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. السَّابعُ الاعْتِدَالُ. الثَّامِنُ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. التَّاسِعُ السُّجُوْدُ مَرَّتَيْنِ. الْعَاشِرُ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. الْحَادِيْ عَشَرَ الْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ. الثَّانِيْ عَشَرَ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. الثَّالِثَ عَشَرَ التَّشَهُّدُ الأَخِيْرُ. الرَّابِعَ عَشَرَ الْقُعُوْدُ فِيْهِ. الْخَامِسَ عَشَرَ الصَّلاَةُ عَلَىَ النَّبِيِّ فِيْهِ. السَّادِسَ عَشَرَ السَّلاَمُ. السَّاِبَعَ عَشَرَ التَّرْتِيْبُ. Fasal Rukun shalat ada 17, yaitu [1] niat, [2] takbiratul ihrom, [3] berdiri bagi yang mampu dalam shalat wajib, [4] membaca Al-Fatihah, [5] ruku’, [6] thuma’ninah, [7] i’tidal, [8] thuma’ninah saat i’tidal, [9] sujud dua kali, [10] thuma’ninah saat sujud, [11] duduk antara dua sujud, [12] thuma’ninah saat duduk, [13] tasyahhud akhir, [14] duduk, [15] shalawat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, [16] salam, dan [17] tertib. [Niat Shalat] النِّيَّةُ ثَلاَثُ دَرَجَاتٍ 1-إنْ كَانَتِ الصَّلاَةُ فَرْضَاً. وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ، وَالتَّعْيِيْنُ، وَالْفَرْضِيَّةُ. و2- إِنْ كَانَتْ نَافِلَةً مُؤقَّتَةً كَرَاتِبَةٍ أَوْ ذَاتِ سَبَبٍ، وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ وَالتَّعْيِيْنُ. وَ3- إِنْ كَانَتْ نَافِلَةً، وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ فَقَطْ. الْفِعْلُ أُصَلِّيْ. وَالتَّعْيِيْنُ ظُهْرَاً، أَوْ عَصْرَاً. وَالْفَرْضِيَّةُ فَرْضَاً. Fasal niat ada 3 tingkatan, yaitu [1] jika shalat fardhu maka wajib menyengaja berbuat dan ta’yin menentukan jenis shalat serta fardhiyah menyatakan kefardhuan, [2] jika shalat sunnah muaqqot yang ditentukan waktunya seperti sunnah rawatib atau yang memiliki sebab maka wajib menyengaja berbuat dan ta’yin, dan [3] jika shalat sunnah mutlak tidak terikat waktu maka wajib menyengaja berbuat saja. Yang dimaksud berbuat adalah ucapan ushalli aku shalat, ta’yin adalah ucapan Zhuhur atau Ashar, dan fardhiyyah adalah fardhu. [Syarat Takbiratul Ihrom] شُرُوْطُ تَكْبِيْرَةِ الإِحْرامِ سِتَّةَ عَشَرَ 1- أَنْ تَقَعَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِيْ الْفَرْضِ. وَ2- أَنْ تَكُوْن بِالْعَرَبِيَّةِ. وَ3وَ4- أَنْ تَكُوْنَ بِلَفْظِ » الْجَلاَلَةِ وَلَفْظِ » أَكْبَرُ وَ5- التَّرْتِيْبُ بَيْنَ اللَّفْظَيْنِ. وَ6- أَنْ لاَ يَمُدَّ هَمْزَةَ » الْجَلاَلَةِ وَ7- عَدَمُ مَدِّ بَاءِ » أَكْبَرُ . وَ8- أَنْ لاَ يُشَدِّدَ » الْبَاءَ وَ9- أَنْ لاَ يَزِيْدَ وَاواً سَاكِنَةً، أَوْ مُتَحَرِّكَةً بَيْنَ الْكَلِمَتَيْنِ. وَ10- أَنْ لاَ يَزِيْدَ وَاواً قَبْلَ » الْجَلاَلةِ وَ11- أَنْ لاَ يَقِفَ بَيْنَ كَلِمَتَيِ التَّكْبِيْرِ وَقْفَةً طَوِيْلَةً وَلاَ قَصِيْرَةً. وَ12- أَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ جَمِيْعَ حُرُوْفِها. وَ13- دُخُوْلُ الْوَقْتِ فِيْ الْمُؤَقَّتِ. وَ14- إِيْقَاعُهَا حَالَ الاسْتِقْبَال. وَ15- أَنْ لاْ يُخِلَّ بِحَرْفٍ مِنْ حُرُوْفِهَا. وَ16- تَأْخِيْرُ تَكْبِيْرَةِ الْمَأمُوْمِ عَنْ تَكْبِيْرَةِ الإِمَام. Fasal Syarat takbiratul ihram ada 16, yaitu [1] dibaca saat berdiri dalam shalat fardhu, [2] berbahasa Arab, [3&4] berlafazh jalalah Allah dan berlafazh Akbar, [5] tertib urut antara dua lafazh tersebut, [6] hamzah jalalah tidak boleh dipanjangkan, [7] BA akbar tidak dipanjangkan, [8] BA akbar tidak ditasydid, [9] tidak ditambah dengan wawu mati atau berharokat di antara dua kata itu, [10] tidak boleh ditambah wawu sebelum jalalah, [11] tidak berhenti di antara dua lafazh takbir baik lama atau sebentar, [12] dirinya mendengar semua huruf-hurufnya, [13] masuk waktu dalam shalat muaqqat, [14] terjadinya sewaktu menghadap qiblat, [15] tidak merubah satu pun dari huruf-huruf takbir, dan [16] mengakhirkan takbir makmum dari takbir imam. [Syarat Al-Fatihah] شُرُوْطُ الْفَاتِحَةِ عَشَرَةٌ 1- التَّرْتِيْبُ. وَ2- الْمُوَالاَةُ وَ3- مُرَاعَاةُ حُرُوْفِهَا. وَ4- مُرَاعَاةُ تَشْدِيْدَتِهَا. وَ5- أَنْ لاَ يَسْكُتَ سَكْتَةً طَوِيْلَةً، وَلاَ قَصِيْرَةً يَقْصِدُ بِهَا قَطْعَ الْقِرَاءَةِ. وَ6- قِرَاءَةُ كُلِّ آيَاتِهَا، وَمِنْهَا الْبَسْمَلَةُ. وَ7- عَدَمُ اللَّحْنِ الْمُخِلِّ بِالْمَعْنَى وَ8- أَنْ تَكُوْنَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِيْ الْفَرْضِ. وَ9- أَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ الْقِرَاءَةَ. وَ10- أَنْ لاَ يَتَخَلَّلَهَا ذِكْرٌ أَجْنَبِيٌّ. Fasal Syarat Al-Fatihah ada 10, yaitu [1] tartib, [2] muwalah urut dan tidak disela, [3] menjaga hurufnya, [4] menjaga tasydidnya, [5] tidak berhenti lama atau sebentar dalam memutus bacaan, [6] membaca semua ayatnya termasuk basmalah, [7] tidak lahn salah baca yang bisa merubah makna, [8] membacanya dengan berdiri saat shalat Fardhu, [9] dirinya mendengarkan bacaannya, dan [10] tidak menyela-nyelanya dengan zikir lainnya. [Tasydid Al-Fatihah] تَشْدِيْدَاتُ الْفَاتِحَةِ أَرْبَعَ عَشَرَةَ 1- } بِسْمِ اللهِ { فَوْقَ الَّلامِ. 2- } الرَّحْمنِ { فَوْقَ الرَّاءِ. 3- } الرَّحِيْمِ { فَوْقَ الرَّاءِ. 4- } الْحَمْدُ للهِ { فَوْقَ لاَمِ الْجَلاَلَةِ. 5- } رَبِّ الْعَالَمِيْنَ { فَوْقَ الْبَاءِ. 6- } الرَّحْمنِ { فَوْقَ الرَّاءِ. 7- } الرَّحِيْمِ { فَوْقَ الرَّاءِ. 8- } مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ { فَوْقَ الدِّالِ. 9- } إِيَّاكَ نَعْبُدُ { فَوْقَ الْيَاءِ. 10- } إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ { فَوْقَ الْيَاءِ. 11- } إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقٍيْمَ { فَوْقَ الصَّادِ. 12- } صِرَاطَ الَّذِيْنَ { فَوْقَ اللاَّمِ. 13- و14- } أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ { فَوْقَ الضَّادِ وَاللاَّمِ. Fasal Tasydid Al-Fatihah ada 14, yaitu [1] bismillah tasydidnya di atas huruf LAM, [2] Ar-Rohmaani di atas RO, [3] Ar-Rahim di atas RO, [4] Alhamdu lillahi di atas LAM JALALAH, [5] Rabbil Alamin di atas BA, [6] Ar-Rohmaani di atas RO, [7] Ar-Raohiimi di atas RO, [8] Ad-Diini di atas DAAL, [9] Iyyaka Na’budu di atas YA, [10] Iyyaka Nastaiinu di atas YA, [11] Ihdinash Shiroothol Mustaqiim di atas SHOOD, [12] Shiroothol Ladziina di atas LAM, [13&14] An’amta Alaihim Ghoiril Maghdzuubi Alaihim waladh Dhoolliin di atas DHOOD dan LAAM. [Waktu Mengangkat Tangan] يُسَنُّ رَفْعُ الْيَدَيْنِ فِيْ أَرْبَعَةِ مَوَاضِعَ 1- عِنْدَ تَكْبِيْرَةِ الإِحْرَامِ. وَ2- عِنْدَ الرُّكُوْعِ. وَ3- عِنْدَ الإِعْتِدَالِ. وَ4- عِنْدَ الْقِيَامِ مِنْ التَشَهُّدِ الأَوَّلِ. Fasal Disunnahkan menggangkat dua tangan di 4 tempat, yaitu [1] saat Takbiratul ihrom, [2] saat ruku, [3] saat itidal, dan [4] saat bangkit dari tasyahhud awwal. [Syarat Sujud] شُرُوْطُ السُّجُوْدِ سَبْعَةٌ 1- أَنْ يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْضَاءٍ. وَ2- أَنْ تَكُوْنَ جَبْهَتَهَ مَكْشُوْفَةٍ. وَ3- التَّحَامُلُ بِرَأْسِهِ. وَ4- عَدَمُ الْهُوِيِّ لِغَيْرِهِ. وَ5- أَنْ لاَ يَسْجُدَ عَلَى شَيْءٍ يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَتِهِ. وَ6- ارْتِفَاعُ أَسَافِلِهِ عَلَى أَعَالَيْهِ. وَ7- الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. Fasal Syarat sujud ada 7, yaitu [1] sujud di 7 anggota sujud, [2] dahinya terbuka, [3] meletakkan kepalanya, [4] tidak meniatkan untuk selain sujud, [5] tidak sujud di atas sesuatu yang bergerak-gerak, [6] kepala lebih rendah dari pantat, [7] thuma’ninah. [Anggota Sujud] خَاتِمَةٌ أَعْضَاءُ السُّجُوُدِ سَبْعَةٌ 1- الْجَبَهَةُ. وَ2- وَ3- بُطُوْنُ أَصَابعِ الْكَفَّيْنِ. وَ4- وَ5- الرُّكْبَتَانِ. وَ6- وَ7- بُطُوْنُ أَصَابعِ الرِّجْلَيْنِ. Khotimah Anggota sujud ada 7, yaitu [1] dahi, [2&3] dua telapak tangan bagian dalam, [4&5] dua lutut, [6&7] jari-jari dua kaki. [Tasydid Tasyahhud] تَشْدِيْدَاتُ التَّشَهُّدِ إِحْدَى وَعِشْرُوْنَ خَمْسٌ [زَائِدَةٌ] فِيْ أَكْمَلِهِ، وَسِتَّ عَشْرَةَ فِيْ أَقَلِّهِ. 1- و2- » التَّحِيَّاتُ عَلَى التَّاءِ وَاليَاءِ. 3- » الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ عَلَى الصَّادِ. 4- وَ5- » الطَّيِّبَاتُ عَلَى الطَّاءِ وَالْيَاءِ. 6- » للهِ عَلَى لاَمِ الْجَلاَلَةِ. 7- » السَّلاَمُ عَلَى السَّيْنِ. 8- وَ9- وَ10- » عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ عَلَى الْيَاءِ، وَالنُّوْنِ، وَاليَاءِ. 11- » وَرَحْمَةُ اللهِ عَلَى لاَمِ الْجَلاَلَةِ. 12- » وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَى السِّنْنِ. 13- » عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ عَلَى لاَمِ الْجَلاَلةِ. 14- » الصَّالِحِيْنَ عَلَى الصَّادِ. 15- » أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ عَلَى لاَمِ أَلفٍ. 16- و17- » إلاَّ اللهُ عَلَى لاَمِ أَلِفٍ وَلاَمِ الْجَلاَلَةِ. 18- » وَأَشْهَدُ أَنْ عَلَى النُّوْنِ. 19- وَ20- و21- » مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ عَلَى مِيْمِ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى الرَّاءِ، وَعَلَى لاَمِ الْجَلاَلَةِ. Fasal Tasydid tasyahhud ada 21 yang 5 penyempurna dan 16 sisanya yang minimal, yaitu [1&2] التَّحِيَّاتُ pada TA dan YA, [3] الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ pada SHOOD, [4&5] الطَّيِّبَاتُ pada THOO dan YA, [6] للهِ pada LAM jalalah, [7] السَّلاَمُ pada SIN, [8-9-10] عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ pada YA, NUN, dan YA, [11] وَرَحْمَةُ اللهِ pada LAM Jalaalah, [12] وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ pada SIN, [13] عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ pada LAM Jalaalah, [14] الصَّالِحِيْنَ pada SHOD, [15] أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ pada LAM ALIF, [16-17] إلاَّ اللهُ pada LAM ALIF dan LAM Jalaalah, [18] وَأَشْهَدُ أَنْ pada NUN, dan [19,20,21] مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ pada MIM, RO, dan LAM Jalaalah. [Tasydid Shalawat] تَشْدِيْدَاتُ أَقَلِّ الصَّلاةِ عَلَى النَّبِيِّ أَرْبَعٌ 1- » اللًّهُمَّ عَلَى اللاَّمِ وَالمِيْمِ. 2- » صَلِّ عَلَى اللاَّمِ. 3- » عَلَى مُحَمَّدٍ عَلَى الْمِيْمِ. Fasal Tasydid minimal dalam shalawat kepada Nabi ada 4, yaitu [1] ALLAHUMMA pada LAM dan MIM, [2] SHOLLI pada LAM, [3] MUHAMMAD pada MIM, dan [4] [Salam Minimal] Fasal Salam minimal adalah Assalamu alaikum dengan tasydid pada SIN. [Pembagian Waktu Shalat] أَوْقَاتُ الصَّلاَةِ خَمْسَةٌ 1- أَوَّلُ وَقْتِ الظُّهْرِ زَوَالُ الشَّمْسِ. وَآخِرُهُ مَصِيْرُ ظِلِّ الشَّيْءِ مِثْلَهُ، غَيْرَ ظِلِّ الاسْتِوَاءِ. وَ2- أَوَّلُ وَقْتِ الْعَصْرِ إِذَا صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ وَزَادَ قَلِيْلاً. وَآخِرُهُ عِنْدَ غُرُبُ الشَّمْسِ. وَ3- أَوَّلُ وَقْتِ الْمَغْرِبِ غُرُوْبُ الشَّمْسِ. وَآخِرُهُ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الأَحْمَرِ. وَ4- أَوَّلُ وَقْتِ العِشَاءِ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الأَحْمَرِ. وَآخِرُهُ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ. وَ5- أَوَّلُ وَقْتِ الصُّبْحِ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ. وَأَخِرُهُ طُلُوْعُ الشَّمْسِ. Fasal Waktu-waktu shalat ada 5 yaitu [1] awal waktu Zhuhur adalah tergelincirnya matahari dan akhir waktunya adalah jika bayang-bayang sesuatu panjangnya sama dengan bendanya, [2] awal waktu Ashar adalah jika bayang-bayang sesuatu sama panjangnya dengan bendanya dan lebih sedikit, dan akhir waktunya adalah terbenamnya matahari, [3] awal waktu Maghrib adalah terbenamnya matahari dan akhir waktunya adalah hilangnya mega merah, [4] awal waktu Isya adalah hilangnya mega merah dan akhir waktunya adalah munculnya fajar shodiq, dan [5] awal waktu Shubuh adalah munculnya fajar shodiq dan akhir waktunya adalah terbitnya matahari. [Pembagian Mega] الأَشْفَاقُ ثَلاَثَةٌ 1- أَحْمَرُ . وَ2- أَصْفَرُ. وَ3- أَبْيَضُ. الأَحْمَرُ مَغْرِبٌ. والأَصْفَرُ وَالأَبْيَضْ عِشَاءٌ. وَيُنْدَبُ تَأْخِيْرُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ الأَصْفَر والأَبْيَضُ. Mega ada 3, yaitu mega merah, kuning, dan putih. Mega merah tanda Maghrib, sementara kuning dan putih tanda Isya. Disunnahkan mengakhirkan shalat Isya hingga hilangnya mega merah dan putih. [Waktu Larangan Shalat] تَحْرُمُ الصَّلاَةُ الَّتِيْ لَيْسَ لَهَا سَبَبُ مُتَقَدِّمٌ وَلاَ مُقَارِنٌ فِيْ خَمْسَةِ أَوْقَاتٍ 1- عِنْدَ طُلُوْعِ الشِّمْسِ حَتَّى تَرْتَفِعَ قَدْرَ رُمْحٍ. وَ2- عِنْدَ الاسْتِوَاءِ فِيْ غِيْرِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ حَتَّى تَزُوْلَ. وَ3- عِنْدَ الإِصْفِرَارِ حَتْى تَغْرُبَ. وَ4- بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ. وَ5- بَعْدَ صَلاَةِ الْعَصْرِ حَتْى تَغْرُبَ. Fasal Shalat yang diharamkan yang tidak memiliki sebab yang mendahuluinya atau menyertainya ada 5 waktu, yaitu [1] saat matahari terbit hingga meninggi sekitar ujung tombak, [2] saat waktu istiwa matahari di tengah-tengah selain hari Jum’at hingga bergeser, [3] saat kekuning-kuningan hingga matahari terbenam, [4] setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit, dan [5] setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam. [Saktah Shalat] سَكْتَاتُ الصَّلاَةِ سِتٌ 1- بَيْنَ تَكْبِيْرَةِ الإِحْرَامِ وَدُعَاءِ الافْتِتَاح. وَ2- بَيْنَ دُعَاءِ الافْتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ. وَ3- بَيْنَ الْفَاتِحَةِ وَالتَّعَوُّذِ. وَ4- بَيْنَ آخِرِ الْفَاتِحَةِ وَآمِيْنَ. وَ5- بَيْنَ آمِيْنَ وَالسُّوْرَةِ. وَ6- بَيْنَ السُّوْرَةِ وَالرُّكُوْعِ. Fasal Saktah berhenti sejenak dalam shalat ada 6, yaitu [1] antara takbiratul ihrom dan doa iftitah, [2] antara iftitah dan ta’awwud, [3] antara Al-Fatihah dan ta’awwudz, [4] antara akhir Al-Fatihah dan aamiin, [5] antara amin dan surat, [6] antara surat dan rukuk. [Rukun Thuma’ninah] الأَرْكَانُ الَّتِيْ تَلْزَمُ فِيْهَا الطُّمَأْنِيْنَةُ أَرْبَعَةٌ 1- الرُّكُوْعُ. وَ2- الاِعْتِدَالُ. وَ3- السُّجُوْدُ. وَ4-الْجُلُوْسُ السَّجْدَتَيْنِ . Fasal Rukun yang melazimkan thuma’ninah tenang sejenak ada 4, yaitu ruku, itidal, sujud, duduk antara dua sujud. الظُّمَأْنِيْنَةُ هِيَ سُكُوْنٌ بَعْدَ حَرَكَةٍ؛ بِحَيْثُ يَسْتَقِرُّ كُلُ عُضْوٍ مَحَلَّهُُ بِقَدْرِ » سُبْحَانَ اللهِ Thuma’ninah adalah berdiam setelah bergerak di mana tiap anggota badan tenang di tempatnya, lamanya sekita ucapan Subhanallah. [Sebab Sujud Sahwi] أَسْبَابُ سُجُوْدِ السَّهْوِ أَرْبَعَةٌ الأوَّلُ تَرْكُ بَعْضٍ مِنْ أَبْعَاضِ الصَّلاةِ، أَوْ بَعْضِ الْبَعْضِ. الثَّانِيْ فِعْلُ مَا يُبْطِلُ عَمْدُهُ وَلاَ يُبْطلُ سَهْوُهُ، إِذَا فَعَلَهُ نَاسِياً. الثَّالِثُ نَقْلُ رُكْنٍ قَوْلِيٍّ غَيْرِ مَحَلِّهِ. الرَّابعُ إِيْقَاعُ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ مَعَ احْتِمَالِ الزِّيَادِةِ. Fasal Sebab sujud sahwi ada 4, yaitu [1] meninggalkan bagian atau sebagian shalat, [2] meninggalkan sesuatu yang membatalkan shalat jika dikerjakan sengaja tetapi tidak membatalkan jika dikerjakan karena lupa, [3] memindah rukun ucapan ke tempat lain, dan [4] mengerjakan rukun fi’li saat dugaan menambah. [Ab’ad Shalat] أَبْعَاضُ الصَّلاَةِ سَبْعَةٌ 1-التَّشَهُّدُ الأَوَّلُ. وَ2- قُعُوْدُهُ. وَ3- الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ فِيْهِ. وَ4- الصَّلاَةُ عَلَى الآلِ فِيْ التَّشَهُدِ الأخِيْرِ. وَ5- الْقُنُوْتُ. وَ6- قِيَامُهُ. وَ7- الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِيِّ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْهِ. Fasal Ab’ad termasuk bagian shalat ada 7, yaitu [1] tasyahhud, [2] duduk tasyahhud, [3] shalawat kepada Nabi saat tasyahhud, [4] shalawat kepada keluarga Nabi saat tasyahhud akhir, [5] qunut, [6] berdiri saat qunut, dan [7] shalawat kepada Nabi dan keluarga dalam qunut. [Pembatal Shalat] تَبْطُلُ الصَّلاَةُ بِأَرْبَعَ عَشْرَةَ خَصْلَةً 1- بِالْحَدَثِ. وَ2- بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ إِنْ لَمْ تُلْقَ حَالاً مِنْ غَيْرِ حَمْلٍ. وَ3- انْكِشَافِ الْعَوْرَةِ إِنْ لَمْ تُسْتَرْ حَالاً. وَ4- النُّطْقِ بِحَرْفَيْنِ أَوْ حَرْفٍ مُفْهِمٍ عَمْداً. وَ5- بِالْمُفَطِّرِ عَمْداً. وَ6- بِالأَكْلِ الْكَثِيْرِ نَاسِياً. وَ7- ثَلاَثِ حَرَكَاتٍ مُتَوَالِيَاتٍ وَلَوْ سَهْواً. وَ8- الْوَثْبَةِ الْفَاحِشَةِ. وَ9- الضَّرْبَةِ الْمُفْرِطَةِ. وَ10- زِيَادَةِ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ عَمْداً. وَ11- التَّقَدُّمِ عَلَى إِمَامِهِ بِرُكْنَيْنِ، وَالتَّخَلُّفِ بِهِمَا بِغَيْرِ عُذْرٍ. وَ12- نِيَّةِ قَطْعِ الصَّلاَةِ. وَ13- تَعْلِيْقِ قَطْعِهَا بِشيءٍ. وَ14- التَّرَدُّدِ فِيْ قَطْعِهَا. Fasal shalat batal karena 14 perkara, yaitu [1] hadats, [2] kejatuhan najis kecuali langsung dibuang tanpa dibiarkan, [3] tersingkap aurot kecuali langsung ditutup, [4] berbicara dua atau satu huruf yang bisa dipahami dengan sengaja, [5] melakukan pembatal puasa dengan sengaja, [6] makan banyak meski lupa, [7] gerakan tiga kali yang berturut-turut meskipun lupa, [8] melompat yang keras, [9] memukul keras, [10] menambah rukun fi’li dengan sengaja, [11] mendahului iman dalam dua rukun dan ketinggalan imam dua rukun tanpa uzur, [12] niat memutus shalat, [13] sengaja memutus shalat dengan sesuatu, dan [14] ragu-ragu dalam membatalkan shalat. [Niat Imamah] الَّذِيْ يَلْزَمُ فِيْهِ نِيَّةُ الإمَامَةِ أَرْبَعٌ 1- الْجُمُعَةُ. وَ2- الْمُعَادَةُ. وَ3- الْمَنْذُوْرَةُ جَمَاعَةً. وَ4-الْمُتَقَدِّمَةُ فِيْ الْمَطَرِ. Fasal Shalat yang mengharuskan meniatkan imamah ada 4, yaitu [1] shalat Jumat, [2] mu’adah mengulang shalat berjamaah, [3] nazar shalat berjamaah, dan [4] jamak takdim saat hujan. [Syarat Menjadi Makmum] شُرُوْطُ الْقُدْوَةِ أَحَدَ عَشَرَ 1- أَنْ لاَ يَعْلَمَ بُطْلاَنَ صلاَةِ إِمَامِهِ بِحَدَثٍ أَوْ غَيْرِهِ. وَ2- أَنْ لاَ يَعْتَقِدَ وُجُوبَ قَضَائِهَا عَلَيْهِ. وَ3- أَنْ لاَ يَكُوْنَ مَأْمُوْمَاً. وَ4- لاَ أُمِّيّاً. وَ5- أَنْ لاَ يَتَقَدَّمَ عَلَى إَمَامِهِ فِيْ الْمَوْقِفِ. وَ6- أَنْ يَعْلَمَ انْتِقَالاَتِ إِمَامِهِ. وَ7- أَنْ يَجْتَمِعَا فِيْ مَسْجِدٍ، أَوْ ثَلاَثِ مِئَةِ ذِرَاعٍ تَقْرِيبَاً. وَ8- أَنْ يَنْوِيَ الْقُدْوَةَ أَوِ الْجَمَاعَةَ. وَ9- أَنْ يَتَوَافَقَ نَظْمُ صَلاَتَيْهِمَا. وَ10- أَنْ لاَ يُخَالِفَهُ فيْ سُنَّةٍ فَاحِشَةِ الْمُخَالَفَةِ. وَ11- أَنْ يُتَابِعَهُ. Fasal Syarat mengikuti imam menjadi makmum ada 11, yaitu [1] mengetahui shalatnya imam tidak batal baik karena hadats atau lainnya, [2] meyakini shalatnya tidak perlu diulang dianggap tidak sah, [3] imam tidak menjadi makmum, [4] imam tidak ummi tidak bisa baca-tulis, [5] makmum tidak mendahului imam dalam tempat, [6] mengetahui perpindahan gerakan imam, [7] imam dan makmum berkumpul dalam satu masjid atau kira-kira 300 hasta, [8] meniatkan menjadi makmum atau berjamaah, [9] shalat keduanya bersesuaian berurutan, [10] tidak menyelisihi imam dalam sunnah, dan [11] mengikuti imam. [Pembagian Makmum] صُوَرُ الْقُدْوَةِ تِسْعٌ تَصِحُّ فِيْ خَمْسٍ 1- قُدْوَةُ رَجُلٍ. وَ2- قُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِرَجُلٍ. وَ3-قُدْوَةُ خُنْثَى بِرَجُلٍ. وَ4- قُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِخُنْثَى. وَ5- قُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِامْرَأَةٍ. وَتَبْطُلُ فِيْ أَرْبَعٍ 1- قُدْوَةُ رَجُلٍ بِامْرَأَةٍ. وَ2- قُدْوَةُ رَجُلٍ بِخُنْثَى. وَ3- قُدْوَةُ خُنْثَى بِامْرَأَةٍ. وَ4- قُدْوَةُ خُنْثَى بِخُنْثَى. Fasal Gambaran makmum ada 9 kasus, tetapi hanya 5 yang sah, yaitu [1] lelaki bermakmum kepada lelaki, [2] perempuan bermakmum kepada lelaki, [3] waria bermakmum kepada lelaki, [4] perempuan bermakmum kepada waria, dan [5] peremuan bermakmum kepada perempuan. Empat kasus lainnya batal shalatnya, yaitu [1] lelaki bermakmum kepada perempuan, [2] lelaki bermakmum kepada waria, [3] waria bermakmum kepada wanita, dan [4] waria bermakmum kepada waria. [Syarat Jama Takdim] شُرُوْطُ جَمْعِ التَّقْدِيْمِ أَرْبَعَةٌ 1- الْبَدَاءَةُ بِالأُوْلَى. وَ2- نِيَّةُ الْجَمْعِ فِيْهَا. وَ3- الْمُوَالاَةُ بَيْنَهُمَا. وَ4- دَوَامُ الْعُذْرِ. Fasal Syarat jamak takdim ada 4, yaitu [1] dimulai dari shalat pertama, [2] niat jamak, [3] muwalah tanpa diselingi/ditunda di antara keduanya, dan [4] adanya uzur. [Syarat Jama Takhir] شُرُوْطُ جَمْعِ التَّأْخِيْرِ اثْنَانِ 1- نِيَّةُ التَّأْخِيْرِ وَقَدْ بَقِيَ مِنْ وَقْتِ الأُوْلَى مَا يَسَعُهَا. وَ2- دَوَامُ الْعُذْرِ إِلَى تَمَامِ الثَّانِيَةِ. Fasal syarat jamak takhir ada2, yaitu [1] niat jamak takhir di waktu shalat pertama yang kira-kira cukup mengerjakannya dan [2] adanya uzur hingga sempurnya waktu kedua. [Syarat Qoshor] شُرُوْطُ الْقَصْرِ سَبْعَةٌ 1- أَنْ يَكُوْنَ سَفَرُهُ مَرْحَلَتَيَنِ. وَ2- أَنْ يَكُوْنَ مُبَاحاً. وَ3- الْعِلْمُ بِجَوَازِ الْقَصْرِ. وَ4- نِيَّةُ الْقَصْرِ عِنْدَ الإِحْرَامِ. وَ5- أَنْ تَكُوْنَ الصَّلاَةُ رُبَاعِيَّةً. وَ6- دَوَامُ السَّفَرِ إِلَى تَمَامِهَا. وَ7- لاَ أَنْ يَقْتَدِيَ بِمُتِمٍّ فِيْ جُزْءٍ مِنْ صَلاَتِهِ. Fasal Syarat Qoshor meringkas shalat ada 7, yaitu [1] jarak safar minimal 2 marhalah, [2] safarnya mubah, [3] mengetahui qoshornya diperbolehkan, [4] niat qoshor saat takbiratul ihrom, [5] shalatnya jenis shalat 4 rakaat, [6] dalam keadaan safar hingga sempurna, dan [7] tidak menjadi makmum bagi imam sempurna meski sebagian rakaat saja. [Syarat Shalat Jumat] شُرُوْطُ الْجُمُعَةِ سِتَّةٌ 1- أَنْ تَكُوْنَ كُلُّهَا فِيْ وَقْتِ الظُّهْرِ. وَ2- أَنْ تُقَامَ فِيْ خُطَّةِ الْبَلَدِ. وَ3- أَنْ تُصَلَّى جَمَاعَةً. وَ4- أَنْ يَكُوْنُوْا أَرْبَعِيْنَ أَحْرَاراً، ذُكُوْراً، بَالِغِيْن، مُسْتَوْطِنِيْنَ. وَ5- أَنْ لاَ تَسْبِقَهَا وَلاَ تُقَارِنَهَا جُمُعَةٌ فِيْ ذلكَ الْبلَدِ. وَ6- أَنْ يَتَقَدَّمَهَا خُطْبَتَانِ. Fasal Syarat shalat Jumat ada 6, yaitu [1] dikerjakan di waktu Zhuhur, [2] didirikan di perbatasan daerahnya, [3] dikerjakan dengan berjamaah, [4] berjumlah minimal 40 orang merdeka laki-laki baligh yang bermukim, [5] tidak didahului atau berbarengan jumatan lainnya di daerah tersebut, dan [6] didahului dua khutbah. [Rukun Khutbatain] أَرْكَانُ الْخُطْبَتَيْنِ خَمْسَةٌ 1- حَمْدُ للهِ فِيْهِمَا. وَ2- الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ فِيْهِمَا. وَ3- الْوَصِيَّةُ بِالتَّقْوَى فِيْهِمَا. وَ4- قِرَاءَةُ آيَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ فِيْ إِحْدَاهُمَا. وَ5- الدُّعَاءُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فِيْ الأَخِيْرَةِ. Fasal Rukun khutbatain dua khutbah ada 5, yaitu [1] memuji Allah di keduanya, [2] bersholawat atas Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam di keduanya, [3] berwasiat taqwa di keduanya, [4] membaca ayat Al-Qur’an di salah satu keduanya, dan [5] mendoakan orang-orang beriman lelaki dan peremuan di khutbah terakhir. [Syarat Khutbatain] شُرُوْطُ الْخُطْبَتَيْنِ عَشَرَةٌ 1- الطَّهَارَةُ عَنِ الْحَدَثَيْنِ الأَصْغَرِ وَالأَكْبَرِ. وَ2- الطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسِةِ فِي الثَّوْبِ، وَالْبَدَن، وَالْمَكَانِ. وَ3- سَتْرُ الْعَوْرَةِ. وَ4- الْقِيَامُ عَلَى الْقَادِرِ. وَ5- الْجُلُوْسُ بَيْنَهُمَا فَوْقَ طُمَأْنِيْنَةِ الصَّلاَةِ. وَ6- الْمُوَالاَةُ بَيْنَهُمَا. وَ7- الْمُوَالاَةُ بَيْنَهُمَا وَبَيْنَ الصَّلاَةِ. وَ8- أَنْ تَكُوْنَا بِالْعَرَبِيَّةِ. وَ9- أَنْ يُسْمِعَهَا أَرْبَعِيْنَ. وَ10- أَنْ تَكُوْنَ كُلُهَا فِيْ وَقْتِ الْظُهْرِ. Fasal syarat khutbatain ada 10, yaitu [1] suci dari dua hadats kecil dan besar, [2] suci dari najis pada baju, badan, dan tempat, [3] menutup aurot, [4] berdiri bagi yang mampu, [5] duduk di antara dua khutbah seperti thuma’ninah shalat, [6] muwalah tanpa diselingi apapun keduanya, [7] muwalah keduanya dengan shalat, [8] khutbah berbahasa Arab, [9] didengarkan oleh 40 orang, dan [10] semua itu dilaksanakan di waktu Zhuhur. [KITAB JENAZAH] [Mengurus Jenazah] الذِيْ يَلْزَمُ لِلْمَيِّتِ أَرْبَعُ خِصَالٍ 1- غُسْلُهَ. وَ2- تَكْفِيْنُهُ. وَ3- الصَّلاَةُ عَلَيْهِ. وَ4- دَفْنُهُ. Fasal Empat hal yang harus dilakukan kepada mayat orang mati, yaitu [1] memandikannya, [2] mengkafaninya, [3] menyolatinya, dan [4] menguburnya. أَقَلُّ الغُسْلِ تَعْمِيْمُ بَدَنِهِ بِالمَاءِ. وأَكْمَلُهُ أَنْ يَغْسِلَ سَوْأَتَيْهِ، وأَنْ يُزِيْلَ الْقَذَرَ مِنْ أَنْفِهِ، وأَنْ يُوَضِّئَهُ، وأَنْ يَدْلُكَ بِالسِّدْرِ، وأَنْ يَصُبَّ الْمَاءَ عَلَيْهِ ثَلاَثاً. Fasal cara memandikan minimal adalah meratakan air ke seluruh tubuhnya, dan yang sempurna adalah mencuci dua aurotnya, menghilangkan kotoran dari hidungnya, mewudhukannya, dimandikan dengan daun bidara, dan disiram 3 kali dengan air. [Kafan] أَقَلُّ الْكَفَنِ ثَوْبٌ يَعُمُّهُ. وَأَكْمَلُهُ لِلرَّجُلِ ثَلاَثُ لَفَائِفَ. وَلِلْمَرْأَةِ قَمِيْصٌ، وَخِمَارٌ، وَإِزَارٌ، وَلِفَافَتَانِ. Fasal kafan minimalis adalah pakaian yang menutupi semua badannya, yang sempurna bagi jenazah lelaki adalah 3 lapis kain dan untuk wanita adalah gamis, khimar penutup kepala, izar sarung, dan dua lapis kain. [Rukun Shalat Jenazah] أَرْكَانُ صَلاَةِ الْجَنَازَةِ سَبْعَةٌ الأَوَّلُ النِّيَّةُ. الثَّانِيْ أَرْبَعُ تَكْبِيرَاتٍ. الثَّالِثُ القِيَامُ عَلَى القَادِرِ. الرَّبعُ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ. الْخَامِسُ الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ بَعْدَ الثَّانِيَةِ. السَّادِسُ الدُّعَاءُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ الثَّالِثَةِ. السَّابعُ السَّلاَمُ. Fasal Rukun shalat janazah ada 7, yaitu [1] niat, [2] empat takbir, [3] berdiri bagi yang mampu, [4] membaca Al-Fatihah, [5] membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam setelah takbir kedua, [6] mendoakan mayit setelah takbir ketiga, dan [7] salam. [Liang Kubur] أَقَلُّ الْقَبْرِ حُفْرَةٌ تَكْتُمُ رَائِحَتَهُ وَحَرْسُهُ مِنَ السِّبَاعِ. وَأَكْمَلُهُ قَامَةٌ وَبَسْطَةٌ، وَيُوْضَعُ خَدُّهُ عَلَى التُّرَابِ، وَيَجِبُ تَوْجِيْهُهُ إِلَى الْقِبلَةِ. Fasal Mengubur minimal adalah lubang yang menutup aromanya dan melindunginya dari binatang buas. Yang paling sempurna adalah qomah lubang seukuran manusia dan basthoh sedikit terhampar/luas, pipinya diletakkan di atas debu/tanah, dan wajib dihadapkan ke arah qiblat. [Pembongkaran Mayat] يُنْبَشُ الْمَيِّتُ لأَرْبَعِ خِصَالٍ 1- لِلْغُسْلِ إذَا لَمْ يَتَغَيَّرْ. 2- لِتَوْجِيْهِهِ إِلَى الْقِبْلَةِ. 3- لِلْمَالِ إذَا دُفِنَ مَعَهُ. 4- لِلْمَرْأةِ إذَا دُفِنَ جَنِيْنُهَا مَعَهَا، وَأمْكَنَتْ حَيَاتُهُ. Fasal Mayat dibongkar jika memiliki 4 sebab, yaitu [1] untuk dimandikan apabila mayat belum berubah, [2] untuk dihadapkan ke arah qiblat, [3] untuk mengambil harta jika terkubur bersamanya, dan [4] untuk wanita jika janinnya terkubur bersamanya selagi ada kemungkinan janin masih hidup. [Istianah Berwudhu] الاسْتِعَانَاتُ أرْبَعُ خِصَالٍ 1- مُبَاحَةٌ. وَ2- خِلاَفُ الأَولَى. و3- مَكْرُوْهَةٌ. وَ4- وَاجِبَةٌ. فَالْمُبَاحَةُ هِيَ تَقْرِيْبُ الْمَاءِ. وَخِلاَفُ الأوْلَى هِيَ صَبُّ الْمَاءِ عَلَى نَحْوِ الْمُتَوَضِّىءِ. وَالْمَكْرُوْهَةُ هِيَ لِمَنْ يَغْسِلُ أعْضَاءَهُ. وَالْوَاجِبَةُ هِيَ لِلْمَرِيْضِ عِنْدَ الْعَجْزِ. Fasal Meminta tolong dalam bersuci ada 4 keadaan, yaitu mubah, khilaful aula menyelisihi yang lebih utama, makruh, dan wajib. Yang mudah adalah mendekatkan air, yang khilaful aula adalah menuangkan air ke arah anggota wudhu, yang makruh adalah bagi orang meminta dimandikan orang lain, dan yang wajib adalah bagi orang sakit yang lemah. [KITAB ZAKAT] [Harta yang Dizakati] الأمْوَالُ الَّتِيْ تَلْزَمُ فِيْهَا الزَّكَاةُ سِتَّةُ أنْوَاعٍ 1- النَّعَمُ. وَ2- النَّقْدَانِ. وَ3- الْمُعَشَّرَاتُ. وَ4- أمْوَالُ التِّجَارَةِ؛ وَاجِبُهَا رُبُعُ عُشْرِ قِيْمَةِ عُرُوْضِ التِّجَارَةِ. وَ5- الرِّكَازُ. وَ6- الْمَعْدِنُ. Fasal Harta yang wajib dizakati ada 6 jenis, yaitu [1] binatang ternak, [2] naqdain emas dan perak, [3] muasyarot buah-buahan dan makanan pokok, [4] harta perniagaan yang kadar wajibnya zakat perniagaan adalah empat per sepuluh 4/10 dari jumlah harta peniagaan, [5] barang simpanan, dan [6] barang logam. *sampai di sini tulisan Syaikh Salim Sumair Al-Hadromi. Adapun Kitab Puasa disempurnakan oleh pensyarah matan Syaikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi Rahimahumallah. [KITAB PUASA] [Kapan Wajib Puasa?] يَجِبُ صَوْمُ رَمَضَانَ بِأحَدِ أمُوْرِ خَمْسَةٍ أحَدُهَا بِكَمَالِ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمَاً. وَثَانِيْهَا بِرُؤْيَةِ الْهِلاَلِ فِيْ حَقِّ مَنْ رَآهُ، وَإنْ كَانَ فَاسِقاً. وَثَالِثُهَا بِثُبُوْتِهِ فِيْ حَقِّ مَنْ لَمْ يَرَهُ بِعَدْلِ شَهَادَةٍ. وَرَابِعُهَا بِإِخْبَارِ عَدْلِ رِوَايَةٍ مَوْثُوْقٍ بِهِ، سَوَاءٌ وَقَعَ فِيْ الْقَلْبِ صِدْقُهُ أمْ لاَ. أوْ غَيْرِ مَوْثُوْقٍ بِهِ، إِنْ وَقَعَ فِيْ الْقَلْبِ صِدْقُهُ. وَخَامِسُهَا بِظَنِّ دُخُوْلِ رَمَضَانَ بِالاجْتِهَادِ فِيْمَن أشْتَبَهَ عَلَيْهِ ذَلِكَ. Fasal Puasa Romadhon wajib dengan sebab salah satu dari 5 hal, yaitu [1] sempurnanya bilangan bulan Sya’ban 30 hari, [2] rukyatul hilal melihat hilal dengan kejujuran yang melihatnya meskipun orang fasik, [3] menetapkannya dengan kejujuran orang yang tidak melihatnya tetapi persaksiannya adil jujur, [4] khabar dari riwayat orang adil yang terpercaya baik hatinya membenarkan atau tidak, atau tidak terpercaya tetapi hatinya membenarkannya, dan [5] dugaan masuknya Romadhon dengan ijtihad bagi yang tersamar akan hal tersebut di atas. [Syarat Sah Puasa] شَرُوطُ صِحَّتِهِ أرْبَعَةُ أشْيَاءَ 1-إٍسْلاَمٌ. وَ2- عَقْلٌ. وَ3- نَقَاءٌ عَنْ نَحْوِ حَيْضٍ. وَ4- عِلْمٌ بِكَوْنِ الْوَقْتِ قَابِلاً لِلصَّوْمِ. Fasal Syarat sah puasa ada 4, yaitu [1] Islam, [2] berakal, [3] suci dari semisal haidh, dan [4] mengerti waktu puasa. [Syarat Wajib Puasa] شَرُوْطُ وُجُوْبِهِ خَمْسَةٌ 1- إسْلاَمٌ. وَ2- تَكْلِيْفٌ. وَ3- إطَاقَةٌ. وَ4- صِحَّةٌ. وَ5- إقَامَةٌ Fasal syarat wajib puasa ada 5, yaitu [1] Islam, [2] taklif baligh dan berakal, [3] mampu, [4] sehat, dan [5] mukim. [Rukun Puasa] أرْكَانُهُ ثَلاَثَةٌ 1- نِيَّةٌ لَيْلاً لِكُّلِ يَوْمٍ فِيْ الْفَرْضِ. وَ2- تَرْكُ مُفَطِّرٍ ذَاكِراً مُخْتَاراً غَيْرَ جَاهِلٍ مَعْذُوْرٍ. وَ3- صَائِمٌ. Fasal Rukun puasa ada 3, yaitu [1] niat di malam hari setiap hari untuk puasa Romadhon, [2] meninggalkan pembatal-pembatal saat ingat dan keinginan sendiri tanpa jahil dan uzur, dan [3] orang yang berpuasa. [Qodho dan Kaffarot] وَيَجِبُ مَعَ الْقَضَاءِ لِلْصَّوْمِ الْكَفَّارَةُ الْعُظْمَى وَالْتَعْزِيْزُ عَلَى مَنْ أفْسَدَ صَوْمَهُ فِيْ رَمَضَانَ يَوْماً كَامِلاً بِجِمَاعٍ تَامٍّ آثِمٍ بِهِ لِلْصَّوْمِ. وَيَجِبُ مَعَ الْقَضَاءِ الإمْسَاكُ لِلصَّوْمِ فِيْ سِتَّةِ مَوَاضِعَ الأوَّلُ فِيْ رَمَضَانَ، لاَ فِيْ غَيْرِهِ عَلَى مُتَعَدٍّ بِفِطْرِهِ. وَالثَّانِي عَلَى تَارِكِ النِّيَّةِ لَيْلاً فِيْ الْفَرْضِ. وَالثَّالِثُ عَلَى مَنْ تَسَحَّرَ ظَانّاً بَقَاءَ اللَّيْلِ، فَبَانَ خِلاَفُهُ. وَالرَّابعُ عَلَى مَنْ أَفْطَرَ ظَانّاً الْغُرُوْبَ، فَبَانَ خِلاَفُهُ أيْضَاً. والْخَامِسُ عَلَى مَنْ بَانَ لَهُ يَوْمُ ثَلاَثِيْنَ شَعْبَانَ أنَّهُ مِنْ رَمَضَانَ؟ وَالسَّادِسُ عَلَى مَنْ سَبَقَهُ مَاءُ الْمُبَالَغَةِ مِنْ مَضْمَضَةٍ وَاسْتِنْشَاقٍ. Fasal Wajib disertai mengqodho puasa, membayar kaffarot besar dan tazir peringatan atas orang yang merusak puasanya di bulan Romadhon sehari penuh dengan jima, juga dia berdosa karena hal tersebut. Wajib menahan diri dari makan, minum, & jima disertai mengqodhonya dalam 6 tempat, yaitu [1] di Romadhon tidak di selainnya bagi orang yang sengaja membatalkannya, [2] orang yang tidak niat di malam hari untuk Romadhon, [3] atas orang yang sahur dengan dugaan masih malam padahal bukan, [4] atas orang yang berbuka dengan dugaan Maghrib padahal belum, [5] atas orang yang jelas baginya hari ke-30 bulan Sya’ban, ternyata masih Ramadhon, dan [6] atas orang yang terlanjur minum air bekas madhmadhoh memasukkan air ke hidung saat berwudhu dan instinsyaq mengeluarkan air dari hidung. [Pembatal Puasa] يَبْطُلُ الصَّوْمُ 1- بِرِدَّةٍ. وَ2- حَيْضٍ. وَ3- نِفَاسٍ. وَ4- وِلاَدَةٍ. وَ5- جُنُوْنٍ وَلَوْ لَحْظَةً. وَ6- وَ7- بِإِغْمَاءٍ وَسُكْرٍ تَعَدَّى بِهِمَا إنْ عَمَّا جَمِيْعَ النَّهَارِ. Fasal Puasa batal karena [1] murtad, [2] haidh, [3] nifas, [4] melahirkan, [5] gila meski sebentar, [6-7] pingsan dan mabuk jika terjadi di siang hari. [Pembagian Ifthor] الإفْطَارُ فِيْ رَمَضَانَ أَرْبَعَةُ أنْوَاعٍ 1- وَاجِبٌ كَمَا فِيْ الْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ. وَ2- جَائِزٌ كَمَا فِيْ الْمُسَافِرِ وَالْمَرِيْضِ. وَ3- لاَ وَلاَكَمَا فِيْ الْمَجْنُوْنِ. وَ4- مُحَرَّمٌ؛ كَمَنْ أخَّرَ قَضَاءَ رَمَضَانَ مَعَ تَمَكُّنِهِ حَتَّى ضَاقَ الْوَقْتُ عَنْهُ. Fasal Berbuka membatalkan puasa di Romadhon ada 4 jenis, yaitu [1] wajib seperti wanita haidh dan nifas, [2] boleh seperti orang musafir dan orang sakit, [3] harus seperti orang gila, dan [4] haram seperti orang yang mengakhirkan qodho Romadhon hingga mepet waktunya padahal mampu malakukannya di waktu longgar. [Jenis Ifthor] وَأقْسَامُ الإفْطَارِ أرْبَعَةٌ أيْضاً أوَّلُهَا مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْقَضَاءُ وَالْفِدْيَةُ، وَهُوَ اثْنَانِ –الأوَّلُ- الإفْطَارُ لِخَوْفٍ عَلَى غَيْرِهِ –وَالثَّانِيْ- الإفْطَارُ مَعَ تَأْخِيْرِ قَضَاءٍ مَعَ إمْكَانِهِ حَتَّى يَأْتِيَ رَمَضَانُ آخَرُ. وَثَانِيْهَا مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْقَضَاءُ دُوْنَ الْفِدْيَةِ، وَهُوَ يَكْثُرُ؛ كَمُغْمَى عَلَيْهِ. وَثَالِثُهَا مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْفِدْيَةُ دُوْنَ الْقَضَاءِ، وَهُوَ شَيْخٌ كَبِيْرٌ. وَرَابِعُهَا لاَ وَلاَ، وَهُوَ الْمَجْنُوْنُ الَّذِيْ لَمْ يَتَعَدَّ بِجُنُوْنِهِ. Pembagian ifthor ada 4, yaitu [1] berbuka yang mengharuskan qodho dan fidyah, ada 2 pertama berbuka karena takut orang lain dan kedua berbuka dengan mengakhirkan qodho hingga datang Romadhon berikutnya padahal mampu, [2] berbuka yang mengharuskan qodho tetapi tidak fidyah dan ini banyak terjadi seperti orang pingsan, [3] berbuka yang mengharuskan fidyah tanpa qodho yakni orang tua renta, dan [4] tidak qodho dan fidyah yaitu orang gila yang tidak sengaja gila. [Bukan Pembatal Puasa] الَّذَيْ لاَ يُفَطِّرُ مِمَّا يَصِلُ إلَى الْجَوْفِ سَبْعَةُ أفْرَادٍ 1- مَا يَصِلُ إلَى الْجَوْفِ بِنِسْيَانٍ. 2- أوْجَهْلٍ. 3- أوْ إكْرَهٍ. وَ4- بِجَرَيَانِ رِيْقٍ بِمَا بَيْنَ أسْنَانِهِ وَقَدْ عَجَزَ عَنْ مَجِّهِ لِعُذْرِهِ. 5- وَمَا وَصَلَ إِلَى الْجَوْفِ وَكَانَ غُبَارَ طَرِيْقٍ. وَ6- مَا وَصَلَ إِلَيْهِ وَكَانَ غَرْبَلَةً دَقِيْقٍ. 7- أوْ ذُبَاباً طَائِراً أوْ نَحْوَهُ. Fasal Perkara yang masuk ke rongga mulut tetapi tidak perlu membatalkan puasa ada 7, yaitu [1] apa yang masuk ke rongga mulut karena lupa, [2] kebodohan, [3] dipaksa, [4] ludah yang mengalir di antara sela gigi-gigi tanpa kesanggupan mencengahnya sebagai uzur, [5] apa yang masuk ke rongga mulut berupa debu jalan, [6] apa yang masuk ke dalamnya berupa ayakan tepung atau [7] lalat/burung atau semisalnya yang masuk ke mulut. وَالله أعْلَمُ بِالصَّوَابِ. نَسْأْلُ الله الْكَرِيْمَ بِجَاهِ نَبِيِّهِ الْوسِيْمِ أنْ يُخْرِجَنِيْ مِنَ الدُّنْيَا مُسْلِمَاً، وَوَالِدَيَّ وَأَحِبَّائِيْ وَمَنْ إِلَىَّ انْتَمَى. وَأنْ يَغْفِرَ لِيْ وَلَهُمْ مُقْحَمَاتٍ وَلَمَماً. وَصَلَّى الله عَلَى سِيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الله بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ هَاشِمِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ، رَسُوْلِ الله إلَى كَافَّةِ الْخَلْقِ، رَسُوْلِ الْمَلاَحِمِ، حَبِيْبِ الله، الْفَاتِحِ الْخَاتِمِ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. Allahu a’lam bish shoowab. Kami meminta kepada Allah yang Maha Mulia dengan kedudukan Nabi-Nya yang mulia [berdoa dengan wasilah jah/kedudukan Nabi adalah dilarang menurut jumhur ulama—penj] agar mengeluarkanku dari dunia dalam keadaan Muslim, kedua orang tuaku, kekasih-kekasihku, dan orang-orang yang berbuat baik kepadaku. Juga semoga Dia mengampuniku dan mereka kesalahan-kesalahan. Semoga shalawat dan salam Allah atas Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdimanaf, utusan Allah kepada seluruh makhluk, Rasul akhir zaman, kekasih Allah, sang Pembuka sang Penutup, beserta keluarga dan Sahabatnya semua. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. [Sampai di sini tambahan dari Syaikh Muhammad An-Nawawi Al-Jawi Rahimahullah]
Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia, Bagian 1, Bab Rukun Islam, Bab Rukun Iman, dan Bab بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلٰى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدَّيْنِ، وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيَّيْنَ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Hanya kepada Allah, kami memohon pertolongan atas perkara-perkara dunia dan agama. Semoga Allah melimpahkan rahmat ta'dhim dan kesejahteraan kepada Baginda kami, Nabi Muhammad, penutup para nabi, terlimpahkan juga kepada keluarga dan sahabat Beliau, semuanya. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Islam فَصْلٌ - أَرْكَانُ الْإِسْلامِ خَمْسَةٌ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَحِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلًا [Fasal] Rukun-rukun islam ada 5, yaitu 1. Bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah2. Mendirikan sholat3. Mengeluarkan zakat4. Berpuasa di Bulan Ramadhan5. Menunaikan ibada haji bagi orang yang mampu menempuh Iman فَصْلٌ - أَرْكَانُ الْإِيْمَانِ سِتَّةٌ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللّٰهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ الْأٰخِرِ وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ اللّٰهِ تَعَالٰى [Fasal] Rukun-rukun iman ada 6, yaitu 1. Beriman kepada Allah2. Beriman kepada para malaikat-Nya3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya4. Beriman kepada para rasul-Nya5. Beriman kepada hari akhir hari kiamat6. Dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk semua dari Allah Yang Maha Kalimat Tauhid فَصْلٌ - وَمَعْنَى لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ فِى الْوُجُوْدِ إِلَّا اللّٰهُ [Fasal] makna La Ilaha Illallah adalah tiada yang berhak disembah di dalam perkara wujud kecuali Baligh فَصْلٌ - عَلاَمَاتُ الْبُلُوْغِ ثَلاَثٌ تَمَامُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً فِى الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالْإِحْتِلَامُ فِى الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ وَالْحَيْضُ فِى الْأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ [Fasal] Tanda-tanda baligh ada 3, yaitu 1. Sempurnanya umur 15 tahun bagi laki-laki dan wanita2. Ihtilam mimpi keluar mani bagi laki-laki dan wanita yang berumur 9 tahun3. Haid bagi wanita yang berumur 9 Istinja' Dengan Batu فَصْلٌ - شُرُوْطُ إِجْزَاءِ الْحَجَرِ ثَمَانِيَةٌ أَنْ يَكُوْنَ بِثَلَاثةِ أَحْجَارٍ وَأَنْ يُنْقِيَ الْمَحَلَّ وَأَنْ لَا يَجِفَّ النَّجَسُ وَلَا يَنْتَقِلَ وَلَا يَطْرَأَ عَلَيْهِ أٰخَرُ وَلَا يُجَاوِزَ صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ وَلَا يُصِيْبَهُ مَاءٌ وَأَنْ تَكُوْنَ الْأَحْجَارُ طَاهِرَةً [Fasal] Syarat-syarat istinja' cebok dengan batu ada 8, yaitu 1. Dilakukan dengan menggunakan 3 batu2. Dapat membersihkan tempat yang terkena najis3. Najisnya yang akan dihilangkan belum kering4. Najisnya tidak berpindah dari tempatnya5. Tidak muncul najis lainnya pada najis itu6. Najis yang keluar tidak sampai melewati shafhah daerah pada 2 mulut anus yang tertutup ketika berdiri dan hasyafah helm pada kemaluan laki-laki yang tertutup saat belum dikhitan7. Air tidak mengenai najis karena air yang terkena benda najis maka airnya akan menjadi najis juga8. Dan batu-batu yang digunakan harus Wudlu فَصْلٌ - فُرُوْضُ الْوُضُوْءِ سِتَّةٌ الْأَوَّلُ النِّيَّةُ، الثَّانِى غَسْلُ الْوَجْهِ، الثَّالِثُ غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ، الرَّابعُ مَسْحُ شَيْءٍ مِنَ الرَّأْسِ، الْخَامِسُ غَسْلُ الرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِ، السَّادِسُ التَّرْتِيْبُ[Fasal] Fardlunya rukun wudlu ada 6, yaitu 1. Niat2. Membasuh wajah3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku4. Mengusap sebagian rambut kepala5. Membasuk kedua kaki sampai mata kaki6. Tertib berurutan.Definisi Niat فَصْلٌ - النِّيَّةُ قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرَنًا بِفِعْلِهِ وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ وَالتَّلَفُّظُ بِهَا سُنَّةٌ وَوَقْتُهَا عِنْدَ غَسْلِ أَوَّلِ جُزْءٍ مِنَ الْوَجْهِ، وَالتَّرْتِيْبُ أَنْ لَا يُقَدَّمَ عُضْوٌ عَلٰى عُضْوٍ [Fasal] Niat wudlu adalah menyengaja sesuatu yang dibarengkan dengan melakukannya, tempatnya niat ada di dalam hati, mengucapkan lafadz niat adalah sunnah, dan waktu niat adalah ketika membasuh awal bagian dari adalah jika satu bagian rukun tidak mendahului bagian rukun Air فَصْلٌ - الْمَاءُ قَلِيْلٌ وَكَثِيْرٌ، الْقَلِيْلُ مَا دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ، وَالْكَثِيْرُ قُلَّتَانِ فَأَكْثَرُ، الْقَلِيْلُ يَتَنَجَّسُ بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ فِيْهِ وَإِنْ لَمْ يَتَغَيَّرْ، وَالْمَاءُ الْكَثِيْرُ لَا يَتَنَجَّسُ إِلَّا إِذَا تَغَيَّرَ طَعْمُهُ أَوْ لَوْنُهُ أَوْ رِيْحُهُ [Fasal] Air ada 2 yaitu air yang sedikit dan air yang yang sedikit adalah air yang kurang dari 2 qullah. Dan air yang banyak adalah air 2 qullah atau yang sedikit bisa menjadi najis karena jatuhnya najis ke dalamnya, meskipun ia tidak berubah. Dan air yang banyak tidak menjadi najis kecuali tatkala rasa, warna, dan baunya telah Yang Mewajibkan Mandi Besar فَصْلٌ - مُوْجِبَاتُ الْغُسْلِ سِتَّةٌ إِيْلَاجُ الْحَشَفَةِ فِى الْفَرْجِ وَخُرُوُجُ الْمَنِيِّ وَالْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَالْوِلَادَةُ وَالْمَوْتُ [Fasal] Perkara-perkara yang mewajibkan mandi besar ada 6, yaitu 1. Memasukkan hasyafah helm pada kemaluan pria yang dikhitan ke dalam farji wanita2. Keluarnya air mani sperma3. Haid4. Nifas keluarnya darah pada farji wanita setelah melahirkan5. Melahirkan6. Mandi Besar فَصْلٌ - فُرُوْضُ الْغُسْلِ اِثْنَانِ النِّيَّةُ وَتَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالْمَاءِ [Fasal] Fardlu rukun mandi besar ada 2, yaitu 1. Niat2. Meratakan badan dengan Wudlu فَصْلٌ - شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌ الْإِسْلَامُ وَالتَّمْيِيْزُ وَالنَّقَاءُ عَنِ الْحَيْضِ وَالنِّفَاسِ وَعَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى الْبَشَرَةِ وَأَنْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهِ وَأَنْ لَا يَعْتَقِدَ فَرْضًا مِنْ فَرُوْضِهِ سُنَّةً وَالْمَاءُ الطَّهُوْرُ وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ وَالْمُوَالَاةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِ [Fasal] Syarat-syarat wudlu ada 10, yaitu 1. Islam2. Tamyiz bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk, yang manfaat dan mana yang bahaya, sekitar umur 7 tahun lebih3. Bersih suci dari haid4. Suci dari nifas5. Dan bersih dari apapun yang dapat mencegah meresapnya air ke kulit6. Tidak ada sesuatu yang dapat merubah air pada anggota tubuh anggota yang wajib kena air wudlu7. Mengetahui kefardluan wudlu8. Tidak meyakini satu fardlu rukun dari fardlu-fardlunya wudlu adalah sunnah9. Masuknya waktu misalnya, wanita haid tidak sah wudlunya karena waktu haid belum berakhir. Artinya wanita itu belum memasuki waktu diperbolehkan bersuci10. Beruntutan karena lamanya seringnya hadats Perkara Yang Membatalkan Wudlu فَصْلٌ - نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ الْأَوَّلُ الْخَارجُ مِنْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ مِنْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ رِيْحٌ أَوْ غَيْرُهُ إِلَّا الْمَنِيَّ، الثَّانِى زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ أَوْ غَيْرِهِ إِلَّا قَاعِدٍ مُمَكِّنٍ مَقْعَدَهُ مِنَ الْأَرْضِ، الثَّالِثُ إِلْتِقَاءِ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ كَبِيْرَيْنِ أَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ، الرَّابعَ مَسُّ قُبُلِ الْآدَمِيِّ أَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ أَوْ بُطُوْنِ الْأَصَابعِ [Fasal] Hal-hal yang membatalkan wudlu ada 4 perkara, yaitu 1. Sesuatu yang keluar dari 2 jalan, baik jalan qubul kemaluan maupun dubur anus, baik berupa angin maupun lainnya, kecuali air Hilangnya akal karena tidur atau selainnya, kecuali tidurnya orang yang duduk yang masih menempati tempat duduknya di bumi tanah/lantai.3. Bertemunya 2 kulit laki-laki dan wanita, yang sudah dewasa, yang ajnabiy bukan mahram, tanpa adanya Menyentuh qubul kemaluan anak Adam atau mulut dubur dengan telapak tangan bagian dalam atau jar-jari bagian Haram Yang Dilakukan Ketika Tidak Dalam Keadaan Berwudlu فَصْلٌ - مَنِ انْتَقَضَ وُضُوْءُهُ حَرُمَ عَلَيْهِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ الصَّلَاةُ وَالطَّوَافُ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ، وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ الصَّلَاةُ وَالطَّوَافُ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ وَاللُّبْثُ فِى الْمَسْجِدِ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ، وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ عَشَرَةُ أَشْيَاءَ الصَّلاَةُ وَالطَّوَافُ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ وَاللُّبْثُ فِى الْمَسْجِدِ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ وَالصَّوْمُ وَالطَّلَاقُ وَالْمُرُوْرُ فِى الْمَسْجِدِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُ وَالْإِسْتِمْتَاعُ بِمَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ [Fasal] Orang yang wudlunya batal, maka diharamkan baginya 4 perkara, yaitu 1. Sholat2. Thawaf3. Menyentuh mushaf4. Membawa 6 perkara bagi orang yang junub, yaitu 1. Sholat2. Thawaf3. Menyentuh mushaf4. Membawa mushaf5. Berdiam diri di dalam masjid6. Membaca Al-Qur' diharamkan 10 perkara karena haid, yaitu 1. Sholat2. Thawaf3. Menyentuh mushaf4. Membawa mushaf5. Berdiam diri di dalam masjid6. Membaca Al-Qur'an7. Berpuasa8. Thalaq meminta cerai9. Berjalan di dalam masjid, jika wanita yang haid khawatir mengotori masjid10. Istimna' bersenang-senang yang mengarah pada jimak dengan anggota badan di antara pusar dan Tayammum فَصْلٌ - أَسْبَابُ التَّيَمُّمِ ثَلَاثَةٌ فَقْدُ الْمَاءِ وَالْمَرَضُ وَالْإِحْتِيَاجُ إِلَيْهِ لِعَطَشِ حَيَوَانٍ مُحْتَرَمٍ، غَيْرُ الْمُحْتَرَم سِتَّةٌ تَارِكُ الصَّلَاةِ وَالزَّانِى الْمُحْصَنُ وَالْمُرْتَدُّ وَالْكَافِرُ الْحَرْبِيُّ وَالْكَلْبُ الْعَقُوْرُ وَالْخِنْزِيْرُ [Fasal] Sebab-sebab tayammum ada 3, yaitu 1. Tidak adanya air2. Sakit3. Kebutuhan air karena hausnya binatang yang tidak dimuliakan ada 6, yaitu 1. Orang yang meninggalkan sholat2. Orang yang berzina muhshan3. Orang yang murtad4. Orang kafir harbi5. Anjing liar6. Tayammum فَصْلٌ - شُرُوْطُ التَّيَمُّمِ عَشَرَةٌ أَنْ يَكُوْنَ بِتُرَابٍ وَأَنْ يَكُوْنَ التُّرَابُ طَاهِرًا وَأَنْ لَا يَكُوْنَ مُسْتَعْمَلًا وَأَنْ لَا يُخَالِطَهُ دَقِيْقٌ وَنَحْوُهُ وَأَنْ يَقْصِدَهُ وَأَنْ يَمْسَحَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ بِضَرْبَتَيْنِ وَأَنْ يُزِيْلَ النَّجَاسَةَ أَوَّلًا وَأَنْ يَجْتَهِدَ فِى الْقِبْلَةِ قَبْلَهُ وَأَنْ يَكُوْنَ التَّيَمُّمُ بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ وَأَنْ يَتَيَمَّمَ لِكُلِّ فَرْضٍ [Fasal] Syarat-syarat tayammum ada 10, yaitu 1. Tayammum dilakukan dengan menggunakan debu2. Debunya harus suci3. Debunya bukan musta'mal sudah digunakan4. Debunya tidak tercampuri oleh tepung dan semacamnya5. Menyengaja mengusapkan debu 1 Catatan 1 Dalam keterangan Kitab Kasyifatus Saja, maksudnya adalah menyengaja mengusapkan debu pada anggota tayammum, meskipun dengan bantuan orang lain atas izinnya atau dengan menyungkurkan wajah dan kedua tangan secara langsung ke debu. Apabila tanpa disengaja, maka tidak diperbolehkan, misalnya angin menghembuskan debu ke arah wajah dan kedua tangan, meskipun dengan niat Mengusap wajah dan kedua tangannya dengan 2 kali usapan7. Mengilangkan najis terlebih dahulu8. Berijtihad menghadap kiblat sebelum bertayammum9. Bertayammum sesudah masuknya waktu sholat10. Bertayammum untuk setiap sholat fardlu 2Catatan 2 Tayammum hanya dilakukan untuk 1 kali sholat fardlu. Jika ingin melakukan sholat fardlu lainnya, maka harus bertayammum lagi. Tetapi, tayammum boleh dilakukan untuk beberapa kali sholat sunnah dan membaca Al-Qur' Tayammum فَصْلٌ - فُرُوْضُ التَّيَمُّمِ خَمْسَةٌ الْأَوَّلُ نَقْلُ التُّرَابِ، الثَّانِى النِّيَّةُ، الثَّالِثُ مَسْحُ الْوَجْهِ، الرَّابعُ مَسْحُ الْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، الْخَامِسُ التَّرْتِيْبُ بَيْنَ الْمَسْحَتَيْنِ [Fasal] Fardlu rukun tayammum ada 5, yaitu 1. Memindahkan debu2. Niat3. Mengusap wajah4. Mengusap kedua tangan sampai kedua siku5. Tertib berurutan antara 2 usapanPerkara Yang Membatalkan Tayammum فَصْلٌ - مُبْطِلَاتُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ مَا أَبْطَلَ الْوَضُوْءَ وَالرِّدَّةَ وَتَوَهُّمُ الْمَاءِ إِنْ تَيَمَّمَ لِفَقْدِهِ [Fasal] Hal-hal yang membatalkan tayammum ada 3, yaitu 1. Apapun yang dapat membatalkan wudlu2. Murtad3. Memiliki prasangka akan adanya air jika ia bertayammum karena tidak adanya air 3.Catatan 3 Misalnya, seseorang tayammum karena tidak ada air, tetapi di dalam hatinya, ia memiliki prediksi atau perkiraan bahwa setelah bertayammum nanti pasti ada air, maka tayammumnya tidak Najis Yang Bisa Suci فَصْلٌ - الَّذِيْ يَطْهُرُ مِنَ النَّجَاسَاتِ ثَلاَثَةٌ الْخَمْرُ إِذَا تَخَلَّلَتْ بِنَفْسِهَا وَجِلْدُ الْمَيْتَةِ إِذَا دُبِغَ وَمَا صَارَ حَيَوَانًا [Fasal] Najis-najis yang bsia suci ada 5, yaitu 1. Khamr tatkala ia menjadi cuka dengan sendirinya2. Kulit bangkai tatkala ia disamak 4Catatan 4 Disamak adalah kulit binatang atau bangkainya meskipun termasuk mughaladlah dengan menghilangkan fudlul, baik kotoran, daging, lemak, darah dan sebagainya yang masih menempel pada kulit tersebut3. Apapun yang menjadi hewan 5Catatn 5 Misalnya belatung yang ada pada bangkai meskipun bangkai anjing dan babi, kotoran, dan sebagainya. Belatung tersebut hakekatnya bukan bagian dari bangkai dan sebagainya tersebut, tetapi hanya terlahir di dalam Najis فَصْلٌ - النَّجَاسَاتُ ثَلَاثٌ مُغَلَّظَةٌ وَمُخَفَّفَةٌ وَمُتَوَسِّطَةٌ، الْمُغَلَّظَةُ نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْعِ أَحدِهِمَا، وَالْمُخَفَّفَةُ بَوْلُ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَطْعَمْ غَيْرَ اللَّبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِ، وَالْمُتُوَسَّطَةُ سَائِرُ النَّجَاسَاتِ [Fasal] Najis ada 3, yaitu najis mughaladhah, najis mukhaffafah, dan najis mutawassithah. Najis mughaladhah adalah najisnya anjing, babi, dan cabang bagian dari keduanya. Najis Mukhaffafah adalah kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali air susu. Dan najis Mutahawassithah adalah semua najis-najis selain kedua najis sebelumnya.Cara Menyucikan Najis فَصْلٌ - الْمُغَلَّظَةُ تَطْهُرُ بِسَبْعِ غَسَلَاتٍ بَعْد إِزَالَةِ عَيْنِهَا إِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍ، وَالْمُخَفَّفَةُ تَطْمُرُ بِرَشِّ الْمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَإِزَالَةِ عَيْنِهَا، وَالْمُتَوَسَّطَةُ تَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ عَيْنِيَّةٌ وَحُكْمِيَّةٌ، الْعَيْنِيَّةُ الَّتِيْ لَهَا لَوْنٌ وَرِيْحٌ وَطَعْمٌ فَلَا بُدَّ مِنْ إِزَالَةِ لَوْنِهَا وَرِيْحِهَا وَطَعْمِهَا، وَالْحُكْمِيَّةُ الَّتِيْ لَا لَوْنَ وَلَا رِيْحَ وَلَا طَعْمَ لَهَا يَكْفِيْكَ جَرْيُ الْمَاءِ عَلَيْهَا [Fasal] Najis mughaladhah bisa suci dengan 7 kali basuhan air setelah menghilangkan bentuknya, salah satunya dari ketujuh basuhan air adalah dicampur dengan debu. Najis mukhaffafah bisa suci dengan memercikkan air pada najis itu bersamaan dengan mengunggulkan airnya dan menghilangkan bentuk najisnya. Najis Mutawassithah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 1. Najis Ainiyyah2. Najis HukmiyyahNajis Ainiyah adalah najis yang memiliki warna, bau, dan rasa, maka harus menghilangkan warna, bau, dan Hukmiyyah adalah najis yang tidak memiliki warna, bau, dan rasa, maka cukuplah untuk mengalirkan air pada najis Haidh فَصْلٌ - أَقَلُّ الْحَيْضِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَغَالِبُهُ سِتٌّ أَوْ سَبْعٌ وَأَكْثَرُهُ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا بِلَيَالِيْهَا، أَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا وَغَالِبُهُ أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمًا أَوْ ثَلَاثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمًا وَلَا حَدَّ لِأَكْثَرِهِ، أَقَلُّ النِّفَاسِ مَجَّةٌ وَغَالِبُهُ أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا وَأَكُثَرُهُ سِتُّوْنَ يَوْمًا [Fasal] Paling sedikitnya haid adalah sehari semalam, umumnya 6 dan 7 hari, dan paling banyaknya adalah 15 hari 15 malam. Paling sedikitnya waktu suci antara 2 waktu haid adalah 15 hari, umumnya 24 hari atau 23 hari, dan tiada ada batas untuk waktu paling banyaknya. Paling sedikitnya waktu nifas adalah setetes darah, umumnya 40 hari, dan paling banyak 60 hari. Wallahu a'lam bisshowab,Baca lebih lanjut Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia.
safinatun najah bab sholat